Hari
ini saya mengikuti pengenalan kurikulum 13 yang akan dilaksanakan di SMK Tunas
Muda Karanganyar mulai tahun ajaran 2014/2015. Persiapannya cukup memadai,
cukup membuat kepala berdenyut-denyut. Apalagi saya dari rumah belum sarapan. Biarpun
sudah menyantap 2 buah arem-arem dan kudapan istimewa, tetap saja rada-rada
pusing. (permakluman orang ndeso, kalau belum makan wujudnya nasi meskipun
menghabiskan satu porsi sate ayam dan lontong atau tahu kupat, tetap saja pusing).
Kebetulan
pelajaran Kimia yang saya ampu ada pengurangan jatah. Biasanya pelajaran kimia
diberikan pada kelas X, XI, dan XII. Pada K13 ini Kimia diberikan pada kelas X
dan XI. Dan yang lebih membuat waktu mengajar banyak luangnya adalah jurusan multimedia
tidak ada pelajaran kimia. (ditrima-trimake saja).
Setelah
selesai urusan dinas, waktunya untuk refreshing. Siang ini rencananya akan
menjenguk putra teman guru yang baru saja dikhitan. Saya dipaksa untuk memberi
tahu teman saya dulu, biar disiapkan segala sesuatunya.(walah, ngarep-arep
disuguh makan siang!).
Sampai
di rumah teman saya, ternyata teman saya sedang repot meladeni buruh-buruh
panen. Hari ini teman saya panen padi. (apes deh, teman-teman yang lain
membayangkan makan siang gratis, ternyata di luar dugaan).
Bertemu
dengan putra teman saya yang baru disunat, saya jadi ingat keponakan saya yang
baru saja melakukan ritual “POTONG BEBEK ANGSA”. Kebetulan 3 hari setelah
dikhitan, putra teman saya sudah sembuh. Beda dengan keponakan saya. Awalnya keponakan
saya hepi banget mau dikhitan. Katanya, pakai metode laser tidak sakit.
Ketika
saya masuk kamar keponakan saya, anaknya diam. Saya tanya sakit nggak. Dia hanya
mengangguk. Pertanyaan saya berikutnya tidak dijawab. (ternyata sakit katanya).
Sampai hampir satu minggu keponakan saya masih susah jalannya. Malah untuk
menghindari “angsanya” agar tidak kena gesekan, ayahnya membuat “koteka” dari
barang daur ulang.
Ritual
“POTONG BEBEK ANGSA” membuat orang-orang melakukan cukup sekali saja. Sewaktu menjenguk
putra teman saya, kebetulan hanya saya yang lain jenis. Dalam hati saya bilang,
wahai kaum lelaki, dirimu jangan kemaki. Ternyata sakit hanya sekali lalu
kapok. Ya, itu dilakukan demi kesehatan dan mengikuti ajaran Nabi Ibrahim.
Bagi
putranya yang akan dikhitan, dampingi, dan berikan dorongan psikologis, biar
cepat sembuh. Jangan lupa makannya yang bergizi! Kalau kebetulan putranya dapat
amplop, ikhlaskan saja buat ananda (nanti si anak tidak merasa sakit, atau
mendadak hilang sakitnya begitu pegang amplop).
Pulang
dari silaturahmi, di perjalanan pulang saya kehujanan. Lengkap sudah penderitaan
saya (nggak-lah dibuat hepi), sudah kelaparan, kehujanan pula. Sampai di rumah
kliyeng-kliyeng. Pet. Langsung tidur! (SELESAI)
Karanganyar, 26 Juni
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar