Oleh
: Noer Ima Kaltsum
Aufi
dan Lely ingat beberapa hari lagi Ibu ulang tahun. Selain bergembira pada hari
jadi, Ibu pasti bergembira karena Aufi, Lely dan Ibu akan khatam Al Quran.
Karena di rumah hanya memiliki satu buah Al Qur’an, maka mereka harus
bergantian membaca. Sudah beberapa minggu yang lalu, Lely meminjam Al Qur’an
dari sekolah.
Al
Qur’an milik Ibu juga sudah lama, kelihatan usang. Lely ingin membelikan Ibu sebuah Al Qur’an sebagai kado ulang tahun.
Sebenarnya Lely memiliki tabungan yang jumlahnya tidak seberapa. Akan tetapi
bila dipakai untuk membeli Al Qur’an, Lely tidak akan mempunyai uang lagi.
Ibu
sebagai penjual makanan kecil dan Bapak bekerja sebagai tenaga serabutan. Penghasilan
orang tua hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka memang hidup
sederhana.
Kemarin,
Lely dan Aufi masuk sebuah toko di depan pasar. Mereka melihat-lihat banyak Al
Qur’an. Sepertinya Lely dan Aufi tertarik untuk membeli Syamil Quran. Pas buat kado ulang tahun, pikir mereka.
Pulang
dari toko, Lely dan Aufi melewati sebuah konter hape/pulsa. Di sana ada spanduk
yang menuliskan bahwa hape bisa dijadikan mesin uang. Lely kelas 7 SMP dan Aufi
kelas 4 SD. Keluarga Lely mempunyai satu buah hape jadul. Hape yang bisa untuk
menerima/mengirim SMS dan telpon saja.
Kebetulan
Lely mengenal pemilik konter. Dia memberanikan diri bertanya pada Mas Ayik.
“Maksud
dari mesing uang itu apa to, Mas?”
“Begini,
hape bisa digunakan untuk menjual pulsa. Berarti hape-mu bisa menghasilkan
uang.”
“Kalau
hapenya jelek, bagaimana Mas?”
“Tidak
masalah. Memang kamu mau berjualan pulsa? Uangnya mau kamu gunakan untuk apa?”tanya
Mas Ayik.
“Begini
lo Mas. Sebentar lagi Ibuku mau ulang tahun. Aku pingin memberi kado, tapi
tidak punya uang cukup. Terus kalau jualan pulsa modalnya banyak ya?”
“Tidak
juga. Caranya juga mudah.”
Mas
Ayik rupanya kasihan pada Lely dan Aufi, yang semangat ingin membelikan Qur’an
buat Ibu. Dengan senang hati Mas Ayik meminjami modal pulsa pada Lely. Syaratnya,
Lely tiap pulang dari sekolah mampir ke konter dan menunggu pembeli pulsa.
Pada
saat Lely berada di konter Mas Ayik, setiap ada pembeli pulsa, Lely harus
mengisi lewat hape jadulnya. Konter Mas Ayik cukup ramai. Hanya enam hari saja
Lely berada di konter Mas Ayik untuk berjualan pulsa. Dengan terbuka Mas Ayik
mengatakan keuntungan yang diperoleh Lely.
“Lely,
terima kasih kamu mau membantu Mas Ayik. Aku bangga kamu bisa memperoleh uang
dari kerjamu sendiri. Semoga keuntungan yang kamu dapatkan, cukup untuk membeli
Qur’an yang kamu idamkan.
Jangan
lupa, jangan sia-siakan hape jadulmu itu. Hapemu biar jadul adalah mesin uang
lo.”
“Aku
juga berterima kasih pada Mas Ayik.”
Lely dan Aufi ke toko membeli Qur’an,
sekaligus membungkusnya dengan kertas kado. Kado buat Ibu, semoga bermanfaat.
Setelah
tiba saatnya Ibu ulang tahun, Lely dan Aufi menyerahkan kado buat Ibu
disaksikan Bapak. Bapak dan Ibu tak kuasa meneteskan air mata haru.
“Kamu
punya uang dari mana?”tanya Bapak.
“Dari
hape jadul ini, Pak, Bu.”
Bapak memuji Lely yang
cerdas. Memanfaatkan hapenya untuk menghasilkan uang lalu digunakan untuk
membeli Quran. “Terima kasih Ya Allah.”doa Bapak. (SELESAI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar