LARIS
MANIS, BAKSO TIGA RIBU PER MANGKUK
Oleh
: Kahfi Noer
Saya
dan teman-teman guru sering mencoba kuliner yang ada di sekitar kecamatan. Makan siang dengan menu sederhana, murah
meriah dan sesuai dengan kantong. Biasanya kami makan bareng, bergantian
“bendaharanya”.
Mencoba
makan di warung soto, warung makan sederhana yang menyediakan berbagai macam
sayur dan lauk. Ada sop ayam, sambel tumpang (sambel khas Solo dan sekitarnya),
pecel, sayur lodeh, oseng-oseng buncis/kacang panjang, oseng-oseng kikil sapi,
rica-rica ayam, sayur daun mbayung (daun kacang panjang), garang asem, gudeg
dan sambel goreng, brongkos, ayam bakar, ayam goreng, lele, tahu dan tempe
mendoan. Tentunya masih banyak variasinya.
Suatu
saat kami menikmati mie ayam bareng-bareng di sekolah setelah memesan mie ayam
di warung makan dekat rumah sakit. Biasanya setelah memesan, “Mas Pendek,
pedagangnya” membawakan pesanan ke sekolah.
Atau,
kami rela melakukan perjalanan “agak jauh” demi semangkuk “Soto Mbok Giyem”
cabang dari Boyolali. Yang penting setiap orang tidak boleh lebih dari sepuluh
ribu rupiah. Kalau pas bokek semua, kami sepakat untuk “tongji” alias potong
gaji. Nah, untuk yang satu ini bendahara sekolah memang harus tega mengeluarkan
guntingnya (untuk memotong gaji secara pukul rata).
Tiba-tiba
teman saya mengajak saya makan di warung bakso. Katanya ada warung bakso, baru
dibuka, lokasinya tidak jauh dari sekolah kami. Tepatnya di sebelah timur Obyek
Wisata Sondokoro (kurang lebih setengah kilometer).
Mula-mula
kami berdua mencoba. Memang benar, bakso semangkuk isi 6 butir harganya tiga
ribu rupiah. Enak dan halal, tidak menipu. Uang lima belas ribu masih ada
kembalian. Bakso 2 porsi, 2 minuman, gorengan dan rambak. Murah!
Hari
berikutnya kami datang satu rombongan, delapan orang. Uang lima puluh ribu,
masih ada kembalian. Ya, bakso murah, tidak menipu, enak dan halal. Bakso
tersebut adalah bakso ayam.
Di
rumah, saya iseng-iseng menghitung secara garis besar. Beberapa hari yang lalu
saya membuat bakso sendiri. Setengah kg daging ayam dan setengah kg daging
sapi. Setelah menjadi adonan plus ongkos pembuatan serta campurannya, biaya
yang saya keluarkan sebesar Rp. 72.000,00.
Saya
buat butiran ukuran sedang, ternyata saya dapatkan 240 butir. Bila saya jualan
bakso per mangkok isi 6 butir, maka jadi 40 porsi. Satu porsi 3000 rp, maka
uang yang saya dapatkan 120 ribu rp. Tinggal hitung saja keuntungannya. Itu
saja bakso campuran daging sapi dan daging ayam. Coba seandainya baksonya
terbuat dari daging ayam semua, biayanya akan lebih sedikit. Maka keuntungan
yang diperoleh akan semakin banyak
Pantas
saja ada warung bakso yang menjual per mangkuknya dengan harga murah. Sepertinya di Karanganyar penjualan bakso
ayam ini prospeknya masih bagus. Barangkali ada yang mau mencoba bisnis ini.
Silakan saja dicoba! (SELESAI)
Karanganyar, 16 Juli
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar