Gambar 1. Mengenang masa kecil, bersama saudara beli endhog abang
Endhog
abang adalah nama lain telur yang diberi warna merah. Dahulu endhog abang
menggunakan telur bebek. Endhog abang adalah makanan khas di Kota Yogyakarta,
dijual pada Hari Raya Idhul Fitri, Idhul Adha dan Sekaten (di Alun-Alun Utara).
Telur
bebek direbus lalu kulitnya diberi warna merah dengan cara dicelupkan (bukan
pewarna tekstil). Setelah itu ditusuk dengan bambu (seukuran tusuk sate
kambing). Bagian atas dan bawah diberi hiasan kertas rumbai-rumbai. Kalau sekarang
hiasannya memakai kertas daur ulang atau mungkin plastik mika berwarna.
Endhog
abang yang sekarang kebanyakan dijual bukan telur bebek, melainkan telur ayam. Penggunaan
telur ayam, dikarenakan telur bebek semakin mahal. Bila menggunakan telur ayam,
harganya terjangkau.
Dulu
waktu saya masih kecil, biasanya selain endhog abang, pedagang juga menyediakan
mainan tradisional yaitu payung dari kertas, mainan dari bambu yang diputar
menimbulkan bunyi othok-othok (sayangnya tidak sempat memotret contohnya),
wayang dari kertas dan lain-lain.
Biarpun
kini ada banyak jenis makanan yang tersedia di rumah, tapi rasanya tidak afdol
kalau belum membeli endhog abang. Kalau sudah beli, sampai di rumah anak-anak
dan keponakan juga akan saling berebut. Padahal setelah telur dibuka, meraka
tahu hanya telur biasa. Hehe.
Gambar 2. Mbak Lichah, kakak saya berhasil mendapatkan endhog abang
Gambar 3. Menunggu waktunya shalat Idh di Lapangan Minggiran, kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta
Sampai
sekarang kalau mudik saat lebaran, saya akan tersenyum melihat perjuangan kakak
saya untuk mendapatkan endog abang.
Karanganyar, 4 Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar