Gambar : Makanan Halal dari Suami
Pagi ini
saya berbelanja sayuran pada tukang sayur yang biasa membuka lapak di depan
rumah tetangga. Saya bertemu dengan orang-orang hebat, ibu-ibu yang bekerja dan
di rumah tidak memiliki asisten rumah tangga. Obrolan/bincang-bincang kecil
dimulai.
Dari beberapa
kalimat-kalimat yang keluar dari ibu-ibu, sempat saya catat dalam hati. Karena saya
biasa menulis dengan hati, maka catatan dalam hati mulai saya buka. Bincang-bincang
pagi ini tentang pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai. Kalau mau jujur dan
mau mengerjakan, sebenarnya pekerjaan rumah tangga tidak ada selesainya. Sehari
diberi waktu yang sama, yakni 24 jam terasa kurang.
Tinggal ibu-ibu
pandai membagi waktu. Kebetulan ibu-ibu yang berbelanja adalah ibu-ibu bekerja.
Dengan demikian libur nasional benar-benar dimanfaatkan dengan baik. Libur nasional,
hanya libur bekerja di kantor. Pekerjaan di rumah tetap menunggu untuk
dikerjakan.
Agar pekerjaan
rumah dapat diselesaikan dengan sukses, ada beberapa tips dari ibu-ibu kreatif
yang ngobrol tadi. Beberapa tips tersebut adalah:
1. Bekerja ikhlas tak perlu menggerutu
2. Segera mulai bekerja tak perlu menunda
3. Dikerjakan sekarang atau nanti, akhirnya juga
dilakukan sendiri maka perlu dicicil pekerjaannya
4. Kalau lelah luangkan waktu istirahat
5. Mengkonsunsi minuman yang cukup untuk
memulihkan tenaga
6.
Jangan ngoyo
7.
Jangan memaksakan diri
8.
Kerjakan semampunya
9.
Bila suami sering protes ini itu katakan dengan
sopan jangan membentak membuka perang
10. Kalau
suami tak membantu pekerjaan rumah tangga, biarkan saja
11. Kalau
anak-anak tak membantu pekerjaan rumah tangga, tak usah pasang aksi
Semoga
yang kita lakukan mendapat balasan dari Allah. Sejatinya pekerjaan rumah tangga
itu kewajiban suami bukan isteri. Mengapa begitu? Karena suami memiliki
kewajiban untuk memenuhi sandang, pangan, papan buat keluarganya.
Mulai dari
pakaian, suami wajib menyediakan pakaian yang layak untuk keluarganya. Termasuk
bila kotor mencuci lalu menyeterikakan. Untuk makanan, mestinya makanan yang
siap untuk disantap. Kalau makanan itu masih mentah, berarti suami mengusahakan
untuk mematangkannya/memasak. Dan yang terakhir adalah rumah, tempat untuk
berlindung. Yang penting suami menyediakan tumah yang layak untuk dihuni. Entah
itu rumah sendiri atau mengontrak, yang penting layak huni dan bersih.
Maka
yang merasa menjadi suami sekarang introspeksi. Sudahkah memberikan sandang,
pangan dan papan untuk keluarganya secara layak? Untuk itu suami yang baik jangan
sok alias mentang-mentang.
Kalau ibu-ibu mau melakukan pekerjaan rumah
tangga dengan ikhlas, semoga usaha ibu-ibu mendapatkan balasan dari Allah. Ibu-ibu
yang baik dan kreatif, kalau sudah selesai
mengerjakan pekerjaan rumah lalu menulislah minimal satu paragraf.
Karanganyar, 2 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar