Beberapa tahun yang lalu
saya membuat telur asin sekaligus mendistribusikannya. Waktu itu saya hanya
mengisi waktu luang setelah selesai mengajar. Ya, Alhamdulillah dapat
penghasilan tambahan.
Saya membuat telur asin
dengan cara telur bebek diselimuti adonan garam, bata, dan tanah liat. Untuk 100
buah butir telur bebek, saya membutuhkan garam sebanyak 1 kg. Bata dan tanah
liat menyesuaikan saja.
Pada puncak laris-larisnya
penjualan, saya pindah haluan menjadi petani sayuran. Memang untuk membuat
telur asin memerlukan waktu yang lama. Mulai membersihkan telur, membuat
adonan, membungkus telur, membersihkan lalu memasak telur asin.
Oleh karena sekarang juragan
sayurannya sedang giat berolah raga (suami), maka kegiatan bercocok tanam juga
berhenti. Untuk mengisi waktu luang setelah mengajar, saya menekuni kebiasaan
lama yang pernah saya tinggalkan, yaitu menulis.
Seminggu yang lalu saya
kepikiran mau membuat telur asin, tapi yang tidak repot dan kotor. Metode merendam
telur dalam air garam adalah pilihan saya. Berhubung hanya memiliki 10 butir
telur bebek, maka kegiatan awal pembuatan telur berjalan dengan sukses. Sekarang
tinggal menunggu 8-12 hari yang akan datang.
Besok kalau cara ini bisa
menghasilkan telur asin yang masir., maka akan saya teruskan kegiatan ini
meskipun untuk konsumsi sendiri. Tidak sabar menunggu 8 hari! Mengapa saya mau
repot-repot membuat telur asin? Alasan saya adalah saya pernah mendapatkan
telur asin dari pedagang yang isinya busuk. Saya tidak tahu apakah pedagang itu
sengaja menjual telur yang sudah tidak layak atau karena pedagang itu
benar-benar tidak tahu. Kalau membuat sendiri saya tahu kualitas telur asin
buatan sendiri. Sebab mulai dari memilih telur sampai memasak telur selalu
dikontrol.
Kalau ibu-ibu atau remaja putri
mau membuat telur asin dengan cara merendam telur dalam air garam, untuk uji
coba gunakan telur ayam saja. Harganya lebih terjangkau.
Semoga tulisan ini
bermanfaat.
Karanganyar, 23 Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar