Saya memiliki beberapa
email, akun facebook, twitter, dan blog. Tidak ada yang saya rahasiakan. Pada suami
dan anak saya, saya katakan email dan akun-akun saya beserta password-nya. Tapi
rupanya suami dan anak saya tidak ambil pusing dan tidak tertarik. Sebab mereka
tak membuka akun-akun saya. Mereka sangat percaya pada saya.
Dua hape saya juga tidak
saya rahasiakan. Bahkan hp yang satu malah dibawa anak saya karena hp anak saya
sedang sakit. Anak saya yang kelas 1 SMA juga tidak usil membuka-buka akun-akun
saya. Hp yang lainnya kalau saya sudah pulang dari mengajar hanya saya taruh di
rak.
Suami dan anak saya juga
membuka-buka hp saya. Kalau suami biasanya menghidupkan TV dari hp saya. Maklum
kami di rumah tak mempunyai TV. Sedangkan Faiq, anak saya, biasanya
membuka-buka pesan yang masuk untuk mengecek pulsa (deposit) saya cukup untuk dikirim
ke pelanggan atau tidak.
Mengapa saya begitu saja
membiarkan hp dan akun-akun saya boleh dibuka suami dan anak saya? Tentu saja
saya mempunyai niat baik. Selain itu agar keluarga kecil saya tahu aktifitas
saya. Dengan siapa saya sering berkomunikasi. Isi beritanya apa?
Bila suatu saat terjadi
apa-apa dengan saya, keluarga bisa mengecek lewat hp dan akun-akun saya. Apa yang
terjadi sebelumnya? Pengalaman saya yang tidak mengenakkan antara lain :
1.
Suatu
hari, ada pesan masuk dari seorang teman, tapi isinya tidak sama dengan
kejadian pada hari itu. Teman saya mengucapkan terima kasih karena saya sudah
mau mentraktir makan siang. Padahal saya sama sekali tidak pergi ke mana-mana
sepulang mengajar. Saya ceritakan kejadian ini pada suami, dan suami percaya
terhadap saya.
2.
Beberapa
hari yang lalu ada sms mesra yang masuk di hp saya. Sms itu dari teman
sekantor. Awalnya teman saya bilang pada saya kalau dia salah mengirim sms. Seharusnya
bukan untuk saya. Bisa dibayangkan, sms teman saya memang belum masuk. Sampai di
rumah sms itu masuk. Karena suami biasa membuka hp saya, apa yang terjadi bisa
ditebak. Saya jelaskan pada suami bla-blabla. Karena suami saya tahu si
pengirim itu memang “gatelan”, maka suami percaya kalau sms itu sebenarnya
bukan untuk saya atau isterinya melainkan untuk wanita lain. Dengan selalu
jujur, suami tidak pernah curiga sama sekali.
Demikian juga dengan suami
saya. Hape dibiarkan begitu saja. Bahkan bila ada pesan masuk, pertama yang
membuka hp-nya adalah saya. Biasanya tentang kegiatan olah raga, tentang
musyawarah guru, dari murid-muridnya yang sedang mengikuti atau bertanya
tentang kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Kadang dari wali murid. Suami sering
tidak membawa hp bila di luar jam kantor. Saya sering harus menjawab telepon
atau sms yang masuk.
Kami jujur dan tak ada yang
kami sembunyikan. Sudahkah Anda terbuka soal akun-akun dan passwordnya pada
pasangan Anda? Insya Allah Anda terbuka dan jujur terhadap pasangan Anda. Kalau
Anda tidak terbuka dan ada yang ditutupi terhadap pasangan Anda, tentu punya alasan.
Apalagi kalau pasangan Anda tidak boleh menyentuh hp Anda dan membukanya. Bila ketahuan
salah satu membuka hp pasangan lalu marahnya dengan sangat, berarti ada yang
dirahasiakan? Itu yang tahu hanya Anda dan Yang Maha Mengawasi. Jujur, mulailah
dari kita terbuka tentang email dan akun-akun kita. Semoga bermanfaat.
Karanganyar, 21 September
2015
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar