Laki-laki setengah abad itu dekat
dengan teman sekantor (karyawan). Entah itu hanya TTM atau ada hubungan
spesial, aku juga tak tahu. Yang jelas, teman sekantor ini penampilannya
menarik. Memakai bedak tebal dan berbibir merah menyala. Wuih, luar biasa.
Suatu hari, beberapa orang murid yang datang ke rumahku sempat bilang,”Bu,
Bu Rina itu kalau pakai lipstik kok sampai pipi juga. Dan itu yang dipakai
bedak atau labur?”
“Wah, gak tahu ya. Tanya Bu Rina sendiri saja,”kataku.
Bayangkan, perempuan yang disangka Hari cantik ternyata dinilai murid
seperti itu. Biarlah, Hari merasa Rina cantik di matanya.
Sudah berapa kali saja Hari bilang padaku kalau mukaku pucat karena
bibirku kurang merah. Lipstik yang yang menempel di bibirku kurang menyala. Aku
sudah menjawab berulang-ulang kalau aku guru, dan suamiku tak suka bila aku
berdandan menor. Suamiku tahu karakterku yang sederhana. Laki-laki itu melarang
aku berdandan ala badut.
“Pucat, gak pake lipstik.”
“Biarin. Suami saya menerima saya apa adanya.”
“Tapi masukan orang juga perlu dipertimbangkan.”
“Oh, tidak perlu. Saya lebih menurut suami saya daripada orang lain.”
Aku benar-benar jengkel. Aku tak mau debat kusir dan menanggapi omongan
Hari yang kian ngelantur. Bagiku menulis status di BBM cukup membuatku lebih
tenang. Ini status yang kutulis ulang karena Hari mengatakan hal sama, katanya
mukaku pucat karena tak pake lipstik. “Aku guru dan aku penulis. Aku bukan
artis. Penulis tidak memerlukan benges tebal, yang penting karyanya.” Hari kok
ya usil ngomentari statusku.
Aku menulis status lagi dengan nama samaran.
“Jon Koplo itu lagi kumat. Karena Cempluk masuk kerja lagi setelah izin
selama sebulan karena sakit. Koplo bilang Nikole pucat karena gak pake lipstik.
Kasihan, mungkin Koplo kurang bahagia di rumah.” Luar biasa, tak ada komen dan
tanggapan.
Pagi harinya, Hari tidak masuk ke kantor karena sakit. Rina bilang kalau
kemarin Hari diteror oleh seorang perempuan lewat BBM. Status itu yang membuat
Hari kondisinya drop. Sekarang Hari berada di rumah sakit daerah.
(Maka dari itu, tak usah mengatakan sesuatu yang menyakitkan orang lain. Hati-hati
dalam berlisan. Ketika kamu menyakiti hatiku, aku tetap kuat. Begitu baca
statusku, kamu terus limbung dan ambruk).
(SELESI)
Karanganyar, 14
September 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar