Gambar 1. Kudapan Sehat
Sumber: dok. Faiqah Nur Fajri
Sebagian orang tidak mau
ngemil dengan alasan takut gemuk. Ada orang yang berpendapat gemuk itu bukan
karena ngemil tapi memang sudah punya bakat gemuk. Sepertinya saya tetap aman
bila ngemil karena bakatnya memang kurus eh bukan, yang benar langsing (kalau
saya bilang langsing biasanya teman-teman kantor bilang huuuu).
Kalau saya ngemil tidak
sembarang makanan saya santap. Makanan tertentu alias yang sesuai dengan
kesukaan saya saja yang saya makan. Saya tidak pantang makan camilan berupa gorengan,
rebusan atau makanan kering. Akan tetapi saya tetap menyeleksi makanan yang
akan saya jadikan camilan. Tentu saja hanya camilan yang menyehatkan dan tidak
repot kalau mau mengkonsumsi. Karena mengkonsumsi makanan yang menyehatkan
adalah gaya hidup saya.
Jagung rebus, pisang kepok
rebus, kacang rebus, dan ubi rebus adalah kesukaan saya. Kalau di Karanganyar
makanan tersebut gampang kita dapatkan, tapi waktunya tertentu, misalnya sore
hari. Akan tetapi kalau mau repot merebus sendiri asal pasokan di pasar atau
tukang sayur ada, kita bisa menikmati makanan sehat ini kapan kita mau.
Bicara soal ngemil atau
makan-makan di kantor tentu akan lebih seru. Kalau di kantor kita memang harus
siap berbagi. Satu buah pisang bisa dipotong menjadi dua atau tiga, yang
penting semua kebagian. Beberapa buah mangga akan dikupas lalu dipotong
kecil-kecil. Tinggal disediakan batang lidi pasti semua kebagian. Kalau makanan
yang digoreng jumlahnya banyak, teman-teman bisa memilih sesuka hati.
Saya dan teman saya sering
membawa makanan kering atau biscuit. Supaya makanan kecil ini bisa rata dibagi
yang waktu ngemilnya sesuka hati, kami menyediakan toples. Beberapa toples
diisi makanan kering atau biscuit, lalu diletakkan di beberapa tempat strategis
untuk diambil.
Bila kudapan berupa kacang
rebus, ubi, ketela dan pisang rebus, biasanya ditaruh di atas piring. Ada lagi
makanan yang akan disantap bukan berupa kudapan, melainkan mie, siomay atau
bakso. Kami biasa membagi rata makanan
yang ada meskipun dapatnya hanya sedikit. Dengan demikian ngemil ala kami
adalah ngemil irit, tidak berlebihan dan dijamin meski doyan ngemil badan tetap
merit alias langsing.
Pada dasarnya manusia merasa
cukup dengan apa yang sudah dijatahkan. Diberi sedikit atau banyak selalu saja
cukup. Sama-sama cukup, kami punya prinsip yang sedikit dibagi rata. Nah, kalau
banyak bagaimana? Tentu saja kalau banyak seandainya makanan kering jangan
dihabiskan, tapi untuk persediaan besok (belum tentu besok ada acara
makan-makan lo). Kalau makanan itu dalam 24 jam basi, maka untuk pengiritan dan
kirmah (memikirkan yang di rumah), makan bisa dibawa pulang. Hore!
Kadang-kadang di kantor
tidak hanya ngemil makanan ringan, tapi nasi bungkus. Biasanya nasi bungkus
ini, porsi nasinya banyak. Saya dan beberapa teman tidak dapat menghabiskan
nasi sampai tuntas. Bahkan teman saya yang mengidap diabetes, nasinya tidak
disentuh sama sekali. Beliau hanya makan lauknya.
Lalu bagaimana nasib
sisa-sisa nasi tersebut? Saya yang kirmah (memikirkan yang di rumah) biasanya
mengumpulkan sisa nasi. Mungkin saya akan dibilang keterlaluan! Tenang saja,
yang saya pikirkan di rumah adalah ayam-ayamnya dik Faiz. Jadi, bukan saya
makan nasi sisa milik teman-teman ya.
Saya membatasi ngemil yang
berlebihan. Karena ngemil berlebihan berarti pemborosan. Selain itu juga tidak
menyukseskan program tetap langsing tanpa diet. Jadi mulai sekarang lakukan
aksi ngemil irit. Baik di rumah, di kantor atau di mana saja. Ngemil irit bukan
berarti pelit lo!
Noer Ima Kaltsum, Guru Kimia
SMK Tunas Muda, Kab. Karanganyar.
Karanganyar, 2 Januari 2016
Sumber tulisan: http://www.soloensis.com/02/01/2016/ngemil-irit-1239.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar