Gambar 1. Kamera dan laptop
dok.pri
Jaman sekarang sangat
berbeda dengan dahulu kala (kala sekali). Ketika saya remaja, yang namanya foto
itu sangat berharga. Satu kali jepretan, konon menghabiskan uang sekian ribu
rupiah. Filmnya mahal, cuci cetak tidak murah belum lagi kalau hasilnya blur. Ngalamat
deh kenangan manis berlalu begitu saja.
Oleh karena itu setiap ada
acara penting termasuk piknik selalu dokumentasi masuk daftar yang tidak boleh
ditinggalkan. Bahkan filmnya saja akan membeli yang banyak isinya. Karena satu
rol film ada yang berisi 12, 24 dan 36. Biasanya untuk acara ramai-ramai akan
memilih isi 36. Itu saja fotonya tidak asal jepret-jepret seperti sekarang. Benar-benar
moment yang penting saja yang diambil gambarnya.
Ya, itu tadi berhitung di ongkos.
Oleh karena itu anak-anak remaja jaman dulu kala sekali malah enggak berlebihan
(sekarang bahasanya lebay). Enggak mengumbar foto seenaknya. Kalau ada lawan
jenis yang naksir dan minta dikasih foto saja, yang bersangkutan tidak mau memberi.
Kalau sekarang beda banget. Sedikit-sedikit cekrek, orang di sungai lagi buang
hajat saja dicolong gambarnya (kebangeten).
Sekarang sudah berubah,
sebagian orang mau foto tidak perlu nunggu fotografer amatir yang keliling
kampung datang. Sekarang tinggal ambil hape, pasang aksi lantas jepret. Selesai
deh. Tak perlu susah-susah, mau ambil gambar yang bagus tinggal pilih, tak
perlu dicetak, tinggal kirim/diupload semuanya beres.
Untuk acara nonformal sih
silakan asal cekrek-cekrek. Tapi untuk acara formal dan sangat penting, tentu
saja dokumentasi tidak bisa ditinggalkan. Mengapa demikian? Dokumentasi berupa
gambar-gambar kegiatan adalah bukti fisik yang sangat penting. Jangan lupa
untuk memasukkan dokumentasi dalam daftar yang tidak boleh ditinggalkan. Jangan
sampai kegiatan penting ini hanya mengandalkan dokumentasi dari orang-orang
secara pribadi lalu dikumpulkan.
Bila tak ada kamera digital,
maka solusinya bisa meminjam atau menyewa. Apa jadinya bila kegiatan itu
penting tanpa dokumentasi? Rasanya hambar.
Contoh kegiatan penting
acara sekolah yaitu kunjungan industry lalu dilanjutkan piknik. Apalagi pikniknya
ke Bali, wow gitu. Nggak bawa kamera? Rugi loh. Di Bali kan lain-dari yang
lain. Coba kalau gak ada dokumentasi sama sekali, gak ada bukti fisik kalau
kita sudah sampai sana (Bali). Rugi kan…. (tapi saya juga belum pernah ke bali
sama sekali).
Gambar 2. Parangtritis (1987-1988)
dok. Julius Eri Ratmanto
Sekali lagi, jangan lupa
dokumentasikan setiap momen penting. Kalau kita tak pandai menulis, foto-foto
itu bisa bercerita.
Karanganyar, 27
Januari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar