Minggu-Senin, kedatangan
tamu dari Yogyakarta. Adik saya yang dulu sering berkunjung ke Karanganyar kali
ini datang ke KRA bersama keluarga, Ibu dan anaknya kakak saya. Ceritanya, adik
saya ingin makan durian Jumantono seperti yang dilihat di TV.
Hari Minggu, setelah
mendapatkan izin dari si Thole sing bagus dewe, saya menyembelih dua ekor ayam
untuk saya masak sop. Lumayan, menjamu tamu dengan cara pengiritan. Saya mulai
memasak dibantu si dhenok. Setelah hampir semuanya selesai tinggal memasukkan
sayuran ke dalam kuah yang sudah saya beri bumbu, rombongan adik saya datang.
Alhamdulillah,
kedatangan mereka disambut dengan teh panas dan tempe goreng anget. Berapapun saya
menggoreng tempe, ludes. Tapi saya justeru puas, karena mungkin inilah yang
dinamakan rezeki barokah. Makanan tempe yang harganya murah dan bergizi ini
diminati di saat hangat-hangat enak disantap.
Episode berikutnya
adalah makan siang. Menunya adalah sop ayam kampung dan tempe goreng saja. Ada karak
dan rambak sebagai pelengkap kriuk-kriuk. Saya senang melihat mereka makan
dengan lahap. Apalagi keponakan saya memiliki hobi ngrikiti tulang-tulang kalau
makan pasti sampai tetes penghabisan.
Menjelang sore, adik
saya minta diantar mencari tempat seperti yang dimaksud dalam TV, yaitu daerah
Jumantono. Rombongan berangkat ke Jumantono, sementara saya, Ibu dan dhenok
tinggal di rumah. Kebetulan Ibu dan dhenok mengantuk, jadi mereka tidur. Sementara
saya harus membereskan tempat dan alat makan lainnya.
00000
Saya dibawakan durian
oleh pasukan yang pulang dari Jumantono. Saya, Ibu dan dhenok makan durian
secukupnya saja. Rasanya benar-benar mantap. Bagi adik saya yang makan durian
di tempat jual-beli adalah hal yang menyenangkan. Apalagi ada garansi, bila
durian yang dibuka ternyata kualitasnya jelek atau tidak manis maka durian
boleh diganti.
Sore hari kami
bersantai-santai istirahat. Malam hari
saya harus menanak nasi lagi untuk menyiapkan makan malam. Namanya juga menjamu
tamu, maka kita muliakan dengan memberikan makanan yang terbaik. Saya tawarkan
kepada mereka, apakah masih mau makan atau tidak? Kalau mau makan kira-kira
lauk kesukaannya apa. Ternyata sebagaian menginginkan bebek goreng. Meskipun makan
malam dengan porsi sedikit, tapi tetap saja menanak nasi dalam jumlah banyak.
Bebek goreng dengan
sambal Lombok rawit hijau dan lalapan, paduan yang pas disantap malam hari. Saya
bersyukur hari ini tidak hujan. Setelah makan malam, kami berbincang-bincang. Sebenarnya
adik saya ingin mengajak pulang (tidak menginap) karena rumah saya yang tengah
sawah banyak nyamuknya. Tapi akhirnya mau menginap dengan menyiapkan anti
nyamuk bakar dan spray.
00000
Pagi harinya, Senin,
kembali saya menyiapkan sarapan. Teh manis
sudah siap. Dhenok membeli sari kedelai yang sudah siap minum. Saya tidak
menanak nasi lagi. Nasi yang tadi malam masih ada disantap bareng-bareng dan
dibagi rata. Semua kebagian meski terpaksa porsinya lebih sedikit.
Ada yang membuat saya
bahagia dua hari ini. Saya bersyukur pada hari libur ini kedatangan tamu
istimewa. Terasa istimewa karena Ibu akhirnya sampai rumah saya lagi. Ibu berusia
70 tahun. Bagi saya Ibu sudah sepuh dan Ibu sekarang mudah lupa atau menjadi
pelupa. Apapun yang terjadi pada ibu, beliau tetap ibu saya yang harus saya
sayangi. Saya sedikit kasihan karena di rumah bersama bapak, menghabiskan
waktunya hanya ngobrol dengan bapak. Memang ada anak-anak yang datang ke rumah
ibu, tapi waktu anak-anak terbatas. Semoga Allah mengampuni kami, anak-anaknya,
yang tidak bisa selalu dekat dengan ibu dan bapak.
Satu setengah tahun yang
lalu ibu masih sehat tidak pelupa. Semua dikerjakan sendiri. Sekarang jauh
berbeda, menurut ibu sendiri, tiap hari bapak yang menyiapkan minuman buat ibu.
Tapi ibu masih sehat, Alhamdulillah shalat tidak tinggalkan. Semoga Allah
memberikan kemudahan untuk ibu dan bapak untuk mengisi sisa umurnya untuk
kegiatan yang lebih religious, Amin.
00000
Jam Sembilan, rombongan
adik saya pulang meninggalkan Karanganyar menuju Yogyakarta. Beberapa saat
kemudian ayah, dhenok dan thole meluncur ke Solo, mau lihat lampion. Semoga thole
puas dengan diajak jalan-jalan bersama ayah dan kakak. Saya tinggal sendiri,
dan menulis adalah tempat saya melepaskan penat.
Karanganyar, 8 Februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar