MENULIS KISAH
INSPIRATIF
Oleh : Noer Ima
Kaltsum
Assalamualaikum, Ibu-ibu,
mbak-mbak sholehah yang bergabung di IIDN Solo. Hari ini saya mendapat tugas
untuk memberikan materi tentang Menulis Kisah Inspiratif. Sebenarnya kemampuan
menulis saya masih biasa-biasa saja, akan tetapi karena ini tugas Negara maka
saya harus melaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Agar tulisan yang kita
sajikan menarik dan memberikan kesan yang mendalam bagi pembaca maka dalam
menulis kisah inspiratif ini kisahnya benar-benar menginspirasi untuk orang
banyak dan menarik.
Sebelum saya memberikan tips-tips menulis kisah
inspiratif, berikut ini akan saya berikan salah satu contoh kisah inspiratif
yang pernah saya posting di www.kompasiana.com :
Ini ceritaku tentang membagi sedekah menjelang
lebaran.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menulis kisah inspiratif adalah sebagai berikut:
1.
Pilihlah
kisah yang berbeda dari kisah sebelumnya yang pernah ditulis orang lain
Mungkin apa yang akan kita tulis pernah ditulis orang
lain. Oleh karena itu tulisan kita harus tampil beda agar tidak terlihat hanya
copas semata. Bahasa tulis yang kita gunakan tentu berbeda dengan orang lain.
Hasil tulisan yang kita sajikan dari pemikiran kita, isinya menunjukkan karakter
penulisnya. Tulisan ala saya akan berbeda dengan tulisan ala dia, meskipun
subyeknya sama (orang yang kita tulis kisahnya sama).
2.
Tentukan
pesan moral dan hikmah yang akan dipetik
Menulis kisah inspiratif ala saya maksudnya ala kita
sebagai penulis, kita paham betul kekuatan tulisan kita. Terutama bagian mana yang
akan memberikan kesan atau menyentuh pembacanya. Oleh karena itu pada pesan
moral dan hikmah yang akan dipetik, benar-benar ditentukan dan disajikan dengan
baik. Pembaca bisa menilai kisah inspiratif kita benar-benar bisa menginspirasi
orang lain. Jangan sampai yang kita tulis benar-benar inspiratif tapi pesan
moral yang kita tulis tidak menyentuh, nanti kesannya kisah yang kita tulis hanya
datar-datar saja.
3.
Gunakan
kata ganti orang pertama dengan “aku” dan untuk kisah orang lain bisa kita
sebut nama aslinya atau samaran
Penggunaan kata ganti orang pertama dengan “aku” kelihatannya
akrab dan familiar dibanding dengan kata ganti “saya”. Kata ganti “saya”
terkesan formal. Akan tetapi tidak ada larangan bila kita menulis dengan kata
ganti “saya”.
Bila kita menulis kisah orang lain bisa kita tuliskan
nama asli atau nama samarannya. Kalau kemudian kita menuliskan kata ganti orang
ketiga dengan dia, itu juga tak masalah. Akan tetapi bila yang kita maksudkan
adalah orang tua atau orang yang kita tuakan, kita hormati, bisa kita tuliskan
dengan kata ganti “beliau”.
4.
Gunakan
bahasa ringan dan mudah dicerna
Sebenarnya menulis kisah inspiratif itu gampang kalau
bahasa yang kita gunakan ringan, sederhana dan mudah dicerna. Untuk memudahkan
kita menulis maka menulislah ala saya (maksudnya ala kita, penulis
sendiri). Bahasa pergaulan sehari-hari
akan lebih mudah dipahami pembaca. Namun, perlu kita batasi penggunaan bahasa
ini yakni jangan menggunakan bahasa alay. Tulisan kita, kisah yang kita tulis
baik, tapi bila menggunakan bahasa alay, maka orang cenderung merasa”sebel”
juga.
5.
Libatkan
emosi secukupnya
Kalau memang kisah yang kita tulis ada suka dan duka,
pasang surut yang harus kita tuliskan maka boleh emosi kita ikut larut, asal
jangan berlebihan. Kalau kisah yang kita tulis tidak menggebu-gebu, terkesan
tidak menarik. Pembaca yang larut atau terbawa emosinya begitu membaca kisah
yang kita tulis, berarti akan kesan yang mendalam dari tulisan kita.
6.
Tulislah
sesuai fakta
Menulis kisah inspiratif seseorang harus sesuai fakta.
Jangan melebih-lebihan atau mengurangi kisah yang ada. Tulislah kisah itu apa
adanya. Tugas kita adalah menyusun kalimat agar kisah berdasarkan fakta ini
benar-benar menarik. Kisah dari orang ini sesuai kenyataan bukan rekayasa atau
fiktif. Sebab bila apa yang kita tulis tidak sesuai fakta akan menimbulkan
kontroversi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar