Komitmen
Menulis
Menulis itu membutuhkan
komitmen. Tanpa komitmen, sebuah tulisan tak mungkin jadi. Membangun komitmen
menulis memang bukan hal mudah. Komitmen harus diperjuangkan dan diusahakan.
Bapak Ngainun Naim ingin memenuhi komitmen untuk menulis setiap hari, walaupun
hanya satu halaman. Dengan menulis setiap hari inilah maka muncul tulisan-tulisan
dalam berbagai bentuk. Kesemuanya itu bisa dibaca di facebook, journal, buku,
blog dan lain-lain.
Berjejaring
Bila ingin memiliki tulisan
yang bermutu maka harus terus belajar. Salah satunya adalah belajar ke sesama penulis.
Cara belajar bersama penulis lain adalah dengan bergabung dengan grup/komunitas
kepenulisan. Grup/komunitas kepenulisan ini bisa kita dapatkan di jejaring social
atau tempat berkumpulnya penulis di suatu wilayah (berkomunikasi langsung).
Bila ada kesempatan, bisa
memanfaatkan waktu pertemuan dengan penulis yang datang ke kota/daerah. Berbagai
acara diskusi tentang kepenulisan oleh penulis bisa digunakan untuk tanya
jawab, berbagi pengalaman, menggali ilmu.
Facebook dan blog juga bisa
digunakan untuk belajar tentang menulis dari penulis-penulis. Bapak Ngainun
Naim menuliskan bahwa Bapak Much. Khoiri (kebetulan beliau berdua teman saya di
www.kompasiana.com) menyebutkan beberapa alasan mengapa penulis
harus membangun jejaring, antara lain:
1.
Penulis
memerlukan pembaca (di antara pembaca kemungkinan ada penulis)
2.
Jejaring
memungkinkab para penulis berbagi pengetahuan, pengalaman, strategi penerbitan,
atau strategi pemasaran atas karya atau buku yang dihasilkan.
3.
Penulis
perlu jejaring untuk saling mengangkat
4.
Jejaring
penulis akan memperkuat posisi tawar
5.
Pembelaan
6.
Menulis
bareng
Tugas
Penulis Itu Menulis
Tugas penulis adalah
menulis. Bukti seorang penulis adalah karya yang dibuat. Di kompasiana menulis
tanpa jeda menjadi tantangan sendiri. Menulis saja tidak cukup, karena harus
memosting (mengirimkan) tulisan. Untuk memosting tulisan perlu perjuangan
karena tidak mudah. Hal ini berkaitan dengan sinyal internet. Apabila sudah
bisa memosting tulisan dengan sukses, maka tetap harus disiplin menulis. Karena
penulis tugasnya menulis, dan tidak berhenti sampai memosting tulisan.
Injeksi
Spirit Menulis
Seorang penulis memerlukan
bacaan. Bacaan ini tentu saja dari penulis lain. Bahan bacaan ibaratnya adalah
asupan gizi yang harus dikonsumsi oleh penulis. Bahan bacaan tentang kepenulisan
menjadi penyemangat bila spirit mulai menurun. Selain bahan bacaan, sebagai
injeksi spirit menulis adalah bertemu dengan penulis lain yang berbagi cerita,
bertukar pengalaman dan mengambil hikmah.
Tulisan
dan Kepercayaan
Tugas penulis adalah
menulis. Bila tulisan yang dihasilkan bagus, tentu saja dapat dimuat di media. Orang
akan percaya dengan kualitas tulisan yang sudah dihasilkan. Semakin sering
tulisan yang dihasilkan dimuat di media, orang semakin percaya bahwa tulisan
yang dihasilkan memang berkualitas. Tulisan
yang berkualitas adalah tulisan yang bermanfaat dan mengandung suatu kebaikan.
Membuat
Tulisan Ilmiah Secara Renyah
Seorang penulis yang baik
harus selalu membuka dirinya untuk memahami berbagai fakta, realitas, atau
bacaan untuk kemudian menyerapnya, dan kemudian mengikatnya menjadi sebuah
tulisan. Jika sikap ini diusahakan untuk selalu dikelola dan dirawat secara
baik maka tulisan demi tulisan dapat selalu diproduksi.
Tulisan sebagai bentuk
komunikasi tertulis akan dapat menyampaikan materi atau isi tulisannya sebagaimana
diharapkan manakala dituangkan dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap.
(BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar