Gambar 1. Bekal Anak Sekolah dok.pri |
Seorang anak membawa pulang
beberapa makanan kecil. Sang Ibu tidak merasa membekali anaknya jajanan, dan
kebetulan makanan tersebut membuat anaknya batuk. Ibu dari anak tadi komplain pada
sekolah tempat anaknya belajar.
Kata-kata Ibu tersebut
kurang lebih menyalahkan pihak sekolah yang memberikan jajanan pada anaknya. Jajanan
yang tidak sehat, yang menyebabkan anaknya sakit. Guru-guru mendapatkan
kesempatan untuk angkat bicara. Selama ini guru-guru sudah mengingatkan pada si
Anak untuk tidak mengambil milik temannya. Ternyata si Anak hobinya mengambil
makanan milik temannya tanpa minta izin terlebih dahulu.
Ibu tadi merasa tidak terima
kalau anaknya dikatakan mengambil milik temannya. Ibu tadi bersikeras kalau
anaknya diberi oleh orang lain, bukan mengambil dengan tanpa minta izin
terlebih dahulu. Meskipun dijelaskan dengan berbagai pendekatan, Ibu tadi tetap
tidak mau kalau anaknya dikatakan mengambil milik temannya.
Pertanyaannya, apakah
anaknya diberi bekal jajanan dari rumah? Menurut guru-guru yang mengajar, si
Anak memang tidak pernah membawa bekal jajanan ke sekolah. Memang di sekolah
ada pembagian kudapan atau makanan berat pada jam istirahat. Akan tetapi
biasanya anak-anak juga membawa makanan kecil dan minuman dari rumah sesuai
dengan kesukaannya.
Mungkin karena Anak tadi
tidak dibawakan bekal sama sekali, sedangkan dia ingin makan juga maka dia
mengambil tanpa minta izin. Kemungkinan seperti itu. Sekali dua kali ada anak
yang kehilangan jajanan, mereka laporan pada gurunya. Lama-kelamaan gurunya
menyelidiki, dan ternyata si Anak tadi yang sering mengambil jajanan milik
temannya. Ketika ditegur, si Anak mengelak.
Karena Ibu dari si Anak
tetap tidak mau anaknya dipojokkan, maka pihak sekolah memberikan saran untuk
membekali jajanan untuk anaknya agar tak lagi mengambil jajanan milik temannya.
Bagi Ibu-ibu yang memiliki
putra-putri, keponakan atau cucu yang masih belajar di TK atau SD, biasakan
anak dibekali makanan/jajanan/minuman dari rumah. Sekali tempo kenalkan makanan
pada anak-anak, agar anak tidak penasaran kalau belum pernah mencoba. Bukan berarti
kita mengajarkan boros. Kita hanya mengenalkan saja, satu atau dua kali anak
mencicipi makanan yang baru. Tujuannya agar anak mengenal dan merasa tidak
berbeda dari temannya. Kalau anak ingin makan jajanan, sementara dia tidak
membawa bekal sama sekali, anak tidak bisa bertukar makanan atau berbagi. Kalau
membawa jajanan meskipun hanya satu macam, dia bisa saling tukar jajanan
sedikit dengan temannya.
Prinsipnya, jangan biarkan
anak kita tidak membawa bekal makanan, agar anak tak mengganggu temannya. Tentunya
makanan/jajanan yang sehat saja.
Karanganyar, 23 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar