BAB IV : HAMBATAN MENULIS
Saat
Malas Menyapa
Seorang penulis suatu saat
mengalami kejenuhan, dihinggapi rasa malas. Akan tetapi rasa malas tersebut
harus segera disingkirkan dan diakhiri. Kita harus segera bangkit untuk menulis
lagi. Malas menulis harus segera dilawan.
M. Thobroni melalui karyanya
“Tekun Pangkal Kaya” membagi malas menjadi 3 jenis, yaitu: 1) malas yang dipicu
oleh factor eksternal, misalnya kanker alias kantong kering, 2) malas yang
terjadi karena irama “mood”, dan 3) malas karena sengaja diciptakan.
Untuk nomor 1) dan 2) rasa
malas tersebut bisa diatasi bila kondisi sudah seperti sedia kala seperti yang
diharapkan. Akan tetapi untuk nomor 3) menyangkut mentalitas, jadi tidak ada
obatnya. Oleh sebab itu, saat malas menyapa mari kelola diri agar tidak
diperbudak oleh kemalasan.
Bingung
Mau Menulis Apa
Bingung mau menulis apa? Menulislah
apa yang Anda ketahui. Penulis pemula
biasanya bingung untuk memulai menulis. Maka menulislah pengalaman, mimpi
semalam, cita-cita dan hal-hal yang pasti Anda ketahui.
Menulis sesuatu yang
merupakan cacatan harian (ternyata bermanfaat/menginspirasi orang lain) jauh
lebih baik daripada menulis status tentang keluh kesah, galau, marah dan
sebagainya. Banyak kejadian/kegiatan sederhana keseharian yang bisa dikemas
menjadi tulisan.
Buat
Apa Menulis?
Setiap penulis pasti
memiliki tujuan mengapa dia menulis. Ada beberapa alasan seseorang menulis,
antara lain: 1) menyalurkan hobi, 2) merawat tradisi menulis, 3) menjadi
pembeda antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Orang yang menulis adalah
perekan sejarah, perekam pengetahuan dalam bentuk tulisan. Sangat disayangkan
orang yang pandai tetapi tidak menuliskan pengetahuan dan ilmunya.
Habitus
Plagiasi
Meneliti dan menulis
bukanlah sebuah kegiatan yang diperoleh secara instan. Dibutuhkan proses dan
latihan terus menerus. Selain itu, meneliti dan menulis lebih berkaitan dengan
kecintaan dan perjuangan. Melakukan penelitian dan menulis yang dilakukan dalam
kondisi terpaksa tidak akan membawa hasil secara maksimal.
Kesadaran untuk menulis di
kalangan akademisi merupakan sebuah perjuangan. Apabila menulis dilakukan
dengan keterpaksaan, maka yang terjadi adalah menulis asal menulis. Semakin
banyak orang menuliskan sesuatu yang bukan hasil pemikiran sendiri alias
menjiplak. Apabila sebagian besar orang/peneliti melakukan hal semacam ini
(menjiplak) maka akan terbentuk tradisi plagiasi yang merugikan orang lain.
Jangan
Mengeluh
Menulis itu membutuhkan
proses panjang dan terus menerus. Selama proses belajar ini tentu saja
hambatan, halangan dan rintangan. Hambatan ini perlu segera disingkirkan dan
kita segera bangkit kembali untuk menulis. Calon penulis atau penulis pemula
biasanya mengeluhkan kondisinya. Setelah mengeluh kemudian menyerah.
Bila ingin berhasil menjadi
penulis, maka jangan mengeluh, jangan menyerah, jangan beralasan tidak punya
waktu untuk menulis karena sibuk. Maka cara terbaik untuk menulis adalah segera
menulis saat kesempatan ada, jangan menunda-nunda danjangan mengeluh.
Tidak
Ada Fasilitas
Pada saat ini alat yang
digunakan untuk mempermudah menulis sangat bervariasi. Sebagian besar orang
menulis menggunakan komputer atau laptop. Akan tetapi apabila tidak ada komputer
atau laptop jangan dijadikan alasan untuk tidak menulis. Sebab, kenyataannya
pada saat ini alat tulis buku dan bolpoin masih digunakan orang untuk menulis.
Masih banyak orang yang
menggunakan buku dan bolpoin untuk menulis, ketika mereka berada di luar
ruangan. Untuk mengisi waktu luang, daripada jenuh menunggu antrian, orang
menuliskan sesuatu di atas kertas. Setelah berada di rumah/kantor dan membuka
alat tulis ajaib tersebut barulah tulisan tangan tadi ditulis kembali di laptop
atau komputer. Oleh sebab itu, buku dan bolpoin harus dibawa ke mana pun setiap
Anda pergi.
Tulisan
Tidak Selesai
Tulisan yang baik adalah
tulisan yang selesai. Menyelesaikan tulisan buka pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan
perjuangan, kerja keras, dan usaha yang tidak mudah. Sehingga kalau seseorang
itu mampu menyelesaikan tulisan itu merupakan criteria pertama bagi tulisan
yang baik.
Pada sebagian orang, bisa
menulis akan tetapi tidak sampai selesai. Bagaimana cara menyelesaikan tulisan
yang mungkin baru satu atau dua paragraph ini? Yang pertama kali diperlukan
adalah semangat untuk kembali menulis, konsistensi untuk menulis, dan tidak
mengeluh saat menghadapi hambatan. Dengan semakin sering menulis, maka berbagai
persoalan berkaitan dengan menulis dapat diatasi.
(BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar