BAB
V : STRATEGI MENULIS
Mencicil
Banyak orang yang menyatakan
ingin menulis tetapi melihat keadaan yang ada ia berubah pikiran. Salah satu
penyebabnya adalah waktu. Gunakan waktu yang ada, waktu yang tersisa untuk
menulis. Sebuah buku selesai bukan dalam waktu yang singkat. Membutuhkan waktu
yang cukup untuk menulis sebuah buku. Untuk itu menulis bisa dilakukan dengan
cara mencicil.
Pepatah yang akrab di
telinga kita mengatakan,”Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.” Hal ini
juga berlaku untuk menulis. Lakukan menulis dua paragraph setiap hari dan
teruslah mencicil. Bila menulis dilakukan secara konsisten akan menghasilkan
sekitar 15 halaman sehari.
Membaca
Itu Gizi Menulis
Aktivitas apapun itu
tergantung pada niatnya. Kalau memang membaca dan menulis diniati untuk
menghasilkan sesuatu yang positif, tentu saja besar kemungkinan akan
menghasilkan nilai positif juga. Tetapi jika niatnya negative, tentu saja akan
menghasilkan sesuatu yang negative pula.
Membaca merupakan gizi
menulis. Dengan banyak membaca maka perbendaharaan dan pengetahuan kita akan
lebih banyak. Dengan demikian, dari hasil membaca bila kita tuangkan dalam
bentuk tulisan akan menghasilkan tulisan yang berkualitas. Akan tetapi kita
harus jujur, sumber-sumber bacaan harus kita tuliskan juga. Apabila sumber-sumber
bacaan tidak kita sebutkan atau kita cantumkan, maka tulisan tersebut bukan
orisional melainkan hasil menjiplak.
Penulis yang baik adalah
pembaca yang baik. Marilah menyeimbangkan membaca demi tulisan yang bergizi
(berkualitas).
Membaca,
Mencatat, dan Menulis
Manusia memiliki
keterbatasan dalam hal mengingat. Oleh sebab itu, agar apa yang kita baca akan
lebih lama kita ingat maka kita harus mencatat hal-hal yang penting. Misalnya dengan
cara mencatat dalam bentuk resume.
Secara aplikatif, metode
mencatat dalam bentuk resume ini dimulai dengan membaca buku segabaimana biasa.
Pada saat menemukan hal-hal yang dirasa penting, bagian tersebut ditandai atau
langsung dicatat di buku tulis atau komputer. Dengan demikian, saat sebuah buku
tamat dibaca, Anda sudah mendapatkan banyak catatan penting. Apabila kita
membutuhkan materi tentang suatu hal, kita tidak perlu mencari buku aslinya,
cukup dengan melihat isinya dari buku atau file catatan.
Ada kaitan antara mencatat
dengan dunia menulis. Mencatat adalah bagian yang sangat erat dan tidak bisa
dipisahkan dari dunia menulis. Dunia menulis adalah dunia mencatat itu sendiri.
Dari catatan itu akan muncul ide-ide yang bermanfaat untuk menghasilkan tulisan
yang berkualitas.
Sumber
Ide
Ide atau gagasan bisa kita
dapatkan dari mana-mana sumbernya. Sumber-sumber ide antara lain: 1)
pengalaman/kejadian yang kita alami, 2) membaca buku dan memiliki buku.
Di sekeliling kita ada
banyak bertebaran ide yang bisa kita tulis. Sebenarnya kita tidak akan
kehabisan ide, tinggal kita bisa menuangkan apa yang kita lihat dan kita baca
atau tidak.
Jam
Terbang
Menjadi penulis itu bukan faktor
keturunan. Menulis bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh orang yang tidak
memiliki bakat menulis sekalipun. Menjadi penulis memerlukan proses yang
panjang. Penulis-penulis menjadi terkenal dan tulisan yang dihasilkan
berkualitas karena seringnya berlatih dan berlatih. Karena seringnya menulis
inilah tulisan yang mereka hasilkan berkualitas.
Setiap penulis memiliki jam
terbang. Masing-masing penulis berbeda jam terbang yang sudah dilalui. Penulis dengan
jam terbang tinggi lebih berkualitas tulisannya daripada penulis pemula. Jangan
hanya melihat dia seorang penulis terkenal lantas kita ingin menjadi seperti
dia dengan cara instan. Tapi lihat dan pelajari perjuangannya menjadi terkenal.
Buku
Harian Yang Menggetarkan
Hampir semua penulis
menyatakan bahwa salah satu hal yang menjadi dasar dari kesuksesan mereka
menulis adalah menulis buku harian. Akan tetapi buku harian yang isinya bukan
hanya curhatan semata, melainkan tulisan yang mencerahkan dan bermanfaat untuk
orang lain.
Misalnya, karya R.A. Kartini
“Habis Gelap Terbitlah Terang” merupakan kumpulan catatan harian dan
surat-menyurat antara R.A. Kartini dengan para sahabatnya di Negeri Belanda. Catatan
harian itu menginspirasi banyak orang dan membuka mata dunia.
Nikmatnya
Menulis di Pagi Hari
Setiap penulis memiliki
waktu produktif untuk menulis. Salah satu waktu produktif untuk menulis adalah
pagi hari setelah bangun tidur. Saat semacam ini, kondisi fisik masih terasa
segar. Otak rasanya juga begitu encer untuk diajak menggali ide. Sayangnya waktu
pagi hari sangat terbatas, karena aktifitas yang lain sudah harus dikerjakan. Sebetulnya
kapan pun ada waktu dan kesempatan, menulis sebaiknya memang harus dilakukan.
Menulis
Itu Jangan Banyak Tanya, Tapi Segera Praktik
Para penulis pemula biasanya
memiliki hasrat yang sangat besar untuk menulis, tetapi kurang diimbangi
praktik menulis. Setelah praktik menulis, sekarang mudah mencari pembaca yang
akan mengapresiasi tulisan kita. Caranya tulisan yang sudah selesai kita
posting di media sosial. Tentu saja tulisan kita ada yang membaca.
Dari pembaca inilah sering
terjadi komunikasi. Kadang berupa masukan, saran dan kritikan. Jangan berkecil
hati untuk menerima masukan tersebut. Dari sini kita akan terus memperbaiki
diri, berlatih dan terus berlatih. Secara tidak langsung kita menulis tidak
banyak bertanya tapi langsung praktik.
(BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar