BAB
VI : BELAJAR MENULIS DARI PARA TOKOH
Bergelut
dengan Dunia Kata : Belajar Menulis kepada Muhammad Fauzil Adhim
Beberapa pokok pikiran yang penting untuk
mengembangkan keterampilan kita dalam menulis adalah:
1.
Orientasi
transcendental. Selain berkaitan dengan keterampilan teknis, menulis jugga
berkaitan dengan pertanggungjawaban kita terhadap Allah SWT. Produk pikiran
kita dalam bentuk tulisan akan bernilai ibadah dalam jangka panjang jika
tulisan kita dibaca dan memberikan manfaat secara luas.
2.
Memiliki
mental optimis, tidak banyak mengeluh dan tidak cepat merasa puas.
3.
Inspirasi,
penulis yang baik memiliki sumber inspirasi tiada henti
4.
Revisi.
Dibutuhkan kesabaran, ketekunan dan kemauan untuk melakukan revisi sebelum
sebuah tulisan dianggap selesai.
5.
Tetaplah
menulis. Kunci penting untuk menulis itu, menurut Kuntowijono adalah 3M;
Menulis, Menulis dan Menulis.
6.
Memiliki
dokumentasi yang baik
7.
Ikhwal
kesuksesan. Kesuksesan merupakan peringatan dari pembaca agar tidak asal-asalan
dalam menulis. Semakin terkenal seorang penulis, ia harus memiliki kontrol
lebih ketat terhadap kualitas naskahnya.
Menulis
Sebagai Seni : Belajar Menulis kepada Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara
Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan dunia
menulis yang dibagikan oleh Prof. Mulyadhi, yaitu:
1.
Menulis
dan bakat. Banyak orang yang berpendapat bahwa menulis itu tergantung bakat.
Bakat itu memang ada, tapi bukanlah segala-galanya.
2.
Motivasi.
Motivasi beliau dalam menulis adalah mengabadikan hidup.
3.
Stamina
menulis. Penulis yang baik selalu mampu menjaga stamina menulisnya secara
konsisten.
4.
Kepekaan
gramatikal. Tulisan yang baik harus memperhatikan terhadap gramatikal ini karena
tulisan yang dihasilkannya menjadi lebih menarik. Kepekaan gramatikal berkaitan
dengan penyusunan kata, kalimat dan paragraph sehingga keseluruhan tulisan enak
dibaca dan tidak janggal
5.
Membiasakan
menulis catatan harian.
6.
Menulislah
sekarang juga.
7.
Tidak
tergantung terhadap teknologi.
Terus
Gerakkan Jemarimu : Belajar Menulis kepada Anwar Holid
Beberapa hal penting yang
diungkapkan oleh Anwar Holid berkaitan dengan menulis adalah:
1.
Menulis
itu sesungguhnya terbangun dari kebiasaan yang dilakukan dengan disiplin.
2.
Jika
ingin menghasilkan sebuah tulisan bermutu maka membaca secara tekun menjadi
kebutuhan mutlak.
3.
Mengkondisikan
diri untuk terus menulis.
4.
Jangan
mudah menyerah.
5.
Kemampuan
menulis sesungguhnya merupakan sebuah keterampilan. Keterampilan membutuhkan
latihan terus-menerus……
6.
Milikilah
waktu khusus untuk menulis.
Tahajud
Ilmiah : Belajar Menulis kepada Prof. Yudian Wahyudi, Ph.D
Secara umum, beberapa hal
penting yang berkaitan dengan dunia tulis-menulis adalah:
1.
Jika
ingin menghasilkan tulisan bermutu maka membaca menjadi kebutuhan
2.
Rajin
berlatih
3.
Konsisten
Tentang tahajud ilmiah,
menurut Prof. Yudian Wahyudi, Ph.D adalah perpaduan antara ibadah shalat
tahajud dengan kegiatan ilmiah. Prof.
Yudian menuturkkan bahwa pada malam hari sebelum tidur kita membaca buku dengan
tema tertentu. Tema ini biasanya memang ingin kita jadikan topic untuk ditulis,
baik dalam bentuk artikel atau buku.
Hasil bacaan itu, jika
memungkinkan langsung ditulis. Tetapi jika memang sudah sangat lelah, jangan
dipaksakan. Pagi hari sebelum shubuh melaksanakan shalat tahajud 2-4 rakaat,
lalu menuliskan pokok-pokok pikiran dari buku yang telah kit abaca sebelum
tidur. Sebaiknya ditarget sekitar satu halaman. Setelah selesai diketik lalu
dicetak.
Menulis
Itu Perjuangan : Belajar Menulis kepada N. Mursidi
Jika Anda berminat menjadi
penulis, kisah hidup N. Mursidi adalah referensi penting yang dapat dijadikan
sebagai rujukan. Beberpa aspek yang harus dipahami adalah: 1) menulis
membutuhkan kerja keras, bukan bakat, 2) menyadari dan meneguhkan spirit
kompetisi, dan 3) menyajikan tulisan yang terbaik kita.
Menulis
Itu Harus Tahan Godaan : Belajar Menulis kepada The Liang Gie
Orang yang menekuni dunia
menulis, kata Gie, akan memperoleh banyak manfaat, yaitu: 1) nilai kecerdasan,
2) nilai kependidikan, 3) nilai kejiwaan, 4) nilai kemasyarakatan, 5) nilai
keuangan, 6) nilai kefilsafatan.
Satu kunci menulis Gie
adalah Tahan Godaan. Menjadi penulis itu harus konsisten. Jika sudah
menjadwalkan menulis ya harus menulis. Kalau tergoda untuk tidak menulis maka
tidak aka nada karya yang dihasilkan. Yang dapat melawan godaan adalah diri
kita sendiri.
Menulis
dengan Hati : Belajar Menulis kepada Wawan Susetya
Beberapa hal penting yang diungkap
dari buku Wawan Susetya tentang menulis adalah: 1) menata niat. Menulis yang
dilakukan dengan niat baik dapat menjadi amal shaleh, 2) menulis itu gampang,
3) sepenuh hati (totalitas), 4) kreatif menggali ide, dan 5) disiplin
Berkaitan dengan menggali
ide, Wawan Susetya memiliki kiat menarik yang bisa dijadikan sebagai bahan
renungan bersama. Ide dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu: 1)
memperbanyak diam atau mengurangi bicara, 2) menyendiri di tempat-tempat yang
sepi, 3) sering begadang di malam hari, dan 4) mampu menahan lapar.
“Menulis yang dilakukan
dengan niat baik dapat menjadi amal shaleh. Menulis itu membutuhkan ilmu yang
cukup. Tanpa ilmu sebuah tulisan tidak akan jadi. Proses transfer ilmu dari
otak yang kemudian dituangkan dalam tulisan seharusnya dilakukan dengan ikhlas.
Keikhlasan ini akan berimplikasi pada karya yang dihasilkan. Karya yang
dihasilkan dengan penuh keikhlasan dapat berumur panjang, memberikan manfaat
secara luas, dan menginspirasi dari generasi ke generasi.” (Wawan Susetya)
Terus
Memproduksi Kata-kata : Belajar Menulis kepada Zara Zettira ZR
Menulis, bagi
Zara adalah hiburan, sarana rekreasi, meditasi, dan harus datang dari hati.
Dengan kondisi semacam ini, menulis memang asyik dan tidak menjadi beban.
Bahkan menulis akan dilakukan dengan penuh kegembiraan. Sebagaimana hiburan,
menulis akan membuat orang yang melakukannya memiliki kebahagiaan.
Satu keyakinan
Zara Zettira yaitu ia bisa menulis dan ia suka. Keyakinan itu pulalah dulu yang
mendorong Zara memutuskan untuk berhenti kuliah dari Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia, yang telah ia lakoni selama empat tahun. Ia merasa tidak
cocok lagi kuliah dan ingin menulis.
Dunia Zara
Zettira ZR adalah dunia imajinasi dan kata-kata. Sepanjang hayat, ia terus
memproduksi kata-kata. Lalu jadiah ribuan cerita pendek, belasan novel, dan
ratusan episode scenario sinetron.
Menulis
dengan Kegigihan : Belajar Menulis kepada Krishna Mihardja
Krishna Mihardja adalah
seorang pengarang Bahasa Jawa. Latar pendidikan Krishna adalah matematika,
bukan sastra. Krishna menulis dengan sangat serius. Bagi Krishna, menulis harus
dilakukan dengan penuh kegigihan. Apalagi menulis sastra Jawa sesungguhnya
secara materi kurang menjanjikan. Honorarium di majalah atau buku juga kurang
bisa diharapkan. Di tengah kondisi semacam itu, Krishna tidak patah semangat. Ia
terus menulis dan menghasilkan karya. Baginya honorarium bukan orientasi utama.
Menjadi penulis membutuhkan
daya tahan yang tinggi, tidak patah semangat, dan tidak mudah putus asa. Menurut
Krishna, salah satu cara belajar menulis yang baik adalah belajar dari karya para
pengarang yang telah dimuat.
Tentang
Buku The Power of Writing karya Bapak Ngainun Naim
Saya sangat berterima kasih
kepada Bapak Ngainun Naim yang telah memberikan buku The Power of Writing untuk
saya. Saya tidak pernah menyangka sama sekali, persahabatan yang dimulai dari
sama-sama menjadi kompasianer ini berlanjut di facebook. Meskipun hanya sebatas di dunia maya, tetapi silaturahmi terjalin.
Banyak sekali ilmu yang saya
dapat dari tulisan Bapak Ngainun Naim yang sangat menginspirasi, baik di
kompasiana, blog pribadi, facebook maupun buku yang sudah dicetak. Semoga ilmu
yang Bapak Ngainun Naim sebarkan bermanfaat bagi para pembacanya dan menjadikan
ladang amal.
Buku The Power of Writing
ini sangat perlu dibaca oleh penulis pemula. Bahasa yang digunakan ringan,
tidak terlalu berat, dan kesannya keseharian sekali (banyak pengalaman pribadi
yang ditulis) sehingga membaca buku ini serasa ingin menyelesaikan secepatnya.
Bagi para penulis pemula
seperti saya, menulislah dengan penuh kegembiraan, tidak merasa terpaksa,
terbebani, tidak mudah menyerah, tahan uji, tahan kritikan dan membuka diri
menerima saran dan masukan. Sikap inilah
yang nantinya akan membawa kita menjadi penulis yang sebenarnya. Setelah membaca
buku The Power of Writing semakin bertambah pengetahuan kita. Satu hal yang
perlu saya garis bawahi penulis-penulis besar tidak begitu saja menjadi seperti
sekarang. Mereka berjuang dan terus menulis tanpa mengenal lelah. Ayo, terus
menulis, menulis dan menulis.(SELESAI)
Karanganyar, 3 April
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar