Telaga Mandirda dok.pri |
Dhenok bercerita tiba-tiba
teman ketika masih SD dan masih tetangga men-delete contact-nya. Dhenok merasa
aneh saja, tapi dia hanya bisa mengira-ngira. Mungkin si Teman tadi tidak ingin
sepak terjangnya diketahui Dhenok. Padahal si Dhenok ini orangnya cuek bebek,
enggak ada urusan, enggak ngganggu.
“Dulu yang meng-invite
siapa?”tanya saya
“Dhenok.”
“Ya, sudah. Dia tidak
membutuhkan kamu, santai saja.”
00000
Sehari setelah saya ngobrol
dengan Dhenok soal delcon ini, saya bertemu tetangga yang kebetulan dekat
secara emosional. Saya ceritakan masalah delcon tadi. Ternyata di luar dugaan
saya sasuatu telah terjadi.
“Nyah, sampeyan apa nggak
tau. Mereka kan sudah pindah.”
“Apa?” mata saya membola.
Pantas saja si Teman delcon
Dhenok. Ternyata benar, supaya sepak terjangnya tidak lagi diketahui dan
keberadaannya tidak diketahui. Lantas saya merenung, kok Ibunya si Teman tadi
tidak pamit saya ya? [ sok terkenal dan dibutuhkan kale].
Sampai di rumah saya ingin
menulis, tapi tangan ini terasa berat untuk memencet tuts. Akhirnya saya hanya
bisa membatin. Tiga setengah tahun bukan waktu yang singkat. Saya telah memberi
kelonggaran pada keluarga itu. Gaya hidupnya itu yang membuat saya tidak merasa
kasihan. Orang mengaku tak punya tapi dolannya di kafe, jajan di rumah makan,
pesiar ke mana-mana, ulang tahun dirayakan, mengontrak rumah juga yang mahal.
Uang gajiku sebulan lebih
dipinjam selama tiga setengah tahun, sampai sekarang belum dikembalikan. Padahal
saya merencanakan mau menagih uang saya
sendiri (duh, seperti mengemis), berapapun saya terima. Saya mau menyelamatkan
keluarga itu dari siksa. Bukankah utang harus dibayar? Bahkan Nabi saja tidak
mau menshalatkan orang meninggal yang masih punya utang.
Semoga dia punya itikad
baik. Mau berjuang dan sukses lalu mendatangi saya. Membayar utangnya dengan lunas.
Kehidupannya menjadi lebih mapan. Tapi caranya itu mbok nggak usah delcon gitu
loh.
Karanganyar, 28 April 2016
Cerita ini fiktif
belaka. Bila ada persamaan nama dan keadaan, itu memang disengaja penulisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar