dok.pri |
Bahagianya Bila Mimpi Menjadi Kenyataan #18
Orang harus memiliki banyak
mimpi dan mimpi itu harus besar. Mimpi yang besar memerlukan energi besar untuk
mewujudkannya. Akan tetapi mimpi-mimpi tersebut harus sesuai dengan kemampuan
kita dan masuk akal.
Kemarin saya memiliki mimpi
sederhana dan saya sangat yakin bisa mewujudkannya. Akan tetapi mimpi sederhana
dengan energi besar yang saya keluarkan, ternyata tak membuahkan hasil seperti
yang saya harapkan.
Apakah mimpi saya yang akan
saya wujudkan hari ini? Sederhana banget, yaitu sukses mengantarkan Thole di
hari pertama masuk sekolah. Ternyata saya telah keliru memprediksi. Thole tidak
bisa saya tinggal. Setelah saya keluar sedikit demi sedikit dari ruang kelas,
Thole dipegang 3 ustazah. Thole berontak dan menangis keras. Akhirnya sang
ustazah menyerah. Saya boleh mendampingi lagi.
Saya ceritakan, tadinya
Thole sudah merasa nyaman saya berada di luar kelas. Tetapi ketika pintu
dan jendela ditutup, mulailah dia
teriak. Tahapan saya mau meninggalkannya gagal total. Saya diberi dispensasi
pihak sekolah (ponpes) untuk bersama Thole. Waktu makan siang, mencuci piring,
dan lain-lain saya arahkan Thole untuk bersama teman-teman lainnya. Begitu waktunya
shalat Zuhur, anak itu ngambek tak mau wudhu.
Mungkin, ustazahnya kasihan perjuangan
saya yang tak berhasil, akhirnya Thole diizinkan boleh pulang duluan. Saya menyerah,
memang sejak dulu kalau saya yang mengantar Thole sekolah, selalu saja anaknya
rewel. Kalau yang mengantar Ayah, dia tertib dan manis banget. Maka besok pagi
tugas mengantar Thole Ayah saja. Mimpi saya tak menjadi kenyataan, saya sedih
sekali.
Sore harinya saya mendapatkan sms dari nomor
asing. Saya diminta untuk mengirimkan alamat karena berhasil mendapatkan hadiah
dari penyelenggara GA yang saya ikuti. Saya tak begitu saja percaya. Saya menelusuri alamat web
penyelenggara lomba. Ternyata memang benar, saya mendapatkan bingkisan dan
diminta untuk mengirimkan alamat kepada pengirim sms. Alhamdulillah, saya
sangat bersyukur. Berturut-turut saya akan mendapatkan kiriman bingkisan dari
penyelenggara GA yang baik hati.
Bahagia banget mimpi-mimpi
saya mulai menjadi kenyataan. Kalau saya tak menjadi penulis besar, setidaknya
saya menjadi orang yang bisa berbagi manfaat. Kalau naskah-naskah saya tak
lolos muat media, setidaknya bisa lolos seleksi lomba menulis. Lumayan kan,
nulis tidak terlalu banyak, kirim naskah/kirim link artikel tinggal klik,
tahu-tahu ada kabar bahagia.
Kita memang boleh idealis,
tapi kita harus realistis. Cita-cita boleh setinggi langit, mimpi memang boleh
yang besar-besar, namun ukurlah kemampuan kita. Sampai sekarang mimpi sederhana
saya yang belum terwujud adalah sukses mengantar Thole tanpa adegan
mengharu-biru.
Ini catatan saya di hari
kedelapanbelas #JuliNgeblog.
Karanganyar, 18 Juli
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar