Maharani
adalah seorang guru di sekolah swasta. Sambil menunggu jam mengajar, dia
bersama teman guru lainnya berbincang-bincang ringan. Oleh karena hubungan
Maharani dan temannya akrab, mereka tak sungkan menceritakan hal-hal yang
mungkin “rawan” gesekan.
“Bu
Rani, kemarin aku bertemu iparku yang rumahnya dekat rumah mertuamu itu. Dia bilang
kalau isterinya mas Mahendra meninggal dunia. Aku bertanya lagi memperjelas
beritanya. Maharani isterinya mas Mahendra? Kata iparku betul beritanya begitu.
Kata
iparku, tetangga di sekitar kampung menanyakan kebenaran berita itu. Sampai-sampai
mereka mendatangi rumah adiknya mas Mahendra. Rumah adiknya mas Mahendra tutup.
Sepertinya mereka semakin yakin dengan berita itu.
Lalu
aku bilang, ah berita itu tidak benar. Alhamdulillah, Bu Maharani sehat wal
afiat. Dia masih mengajar. Jadi panjenengan dikabarkan meninggal dunia.”
“Oh,
ya? Alhamdulillah, sampai hari ini saya sehat wal afiat. Semoga Allah memberi umur
yang panjang buat saya dan keluarga saya.”
Maharani
ingin segera pulang. Tak sabar dia mau menceritakan cerita ini kepada suaminya.
Sampai di rumah, Maharani bercerita tentang pembicaraannya dengan teman
akrabnya tersebut. Sang suami tersenyum membenarkan.
“Mi,
pada saat lebaran hari kedua, aku ditelepon oleh temanku yang rumahnya satu kampung
dengan rumah almarhum ibu dan bapak. Waktu itu kita masih mudik. Temanku berbasa-basi
menanyakan keadaan keluarga kita. Saya jawab baik dan sehat-sehat saja. Bagaimana
dengan isterimu, apakah dia sakit, tanya temanku. Aku jawab dia sehat.
Setelah
itu dia bercerita. Di kampung ada berita kalau isteri dari orang yang namanya
adalah namaku meninggal dunia. Berita itu menyebar ke mana-mana. Karena berita
tersebut tidak meyakinkan, maka ada yang berusaha mendatangi rumah adikku. Adikku
dan keluarga kecilnya kan juga mudik. Sepertinya memperkuat berita yang entah
dihembuskan dari mana.
Barulah
temanku meneleponku. Jadi memang beritanya seperti itu. Semoga berita tidak
benar ini membuat kita semakin bersyukur. Kita diberi umur panjang, sehat dan
tetap bisa menjalankan ibadah.”
Maharani
tersenyum, semoga Allah benar-benar memberi umur panjang buat saya. Semoga Allah
menitipkan nikmat sehat, nikmat iman dan Islam. Maharani tak pernah merasa
tersinggung dengan berita tak benar tersebut. Ya, mungkin saja ada orang yang
namanya sama dengan nama suaminya. Di dunia ini semua kemungkinan bisa saja
terjadi.
Karanganyar,
25 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar