Tempat Berbagi Cerita dok.Faiqah Nur Fajri |
Menanggapi Pesan SMS Yang Masuk di
HP #27
Saya
terbiasa menanggapi pesan SMS dari suami, anak, saudara-saudara dan teman-teman
secara cepat bila saya sudah membacanya. Apabila saya dianggap terlalu lambat
menanggapi, itu bukan karena saya sengaja. Di sekolah, hape saya tinggal di
dalam tas. Saya tak pernah membawa hape kalau mengajar, kecuali kalau memang
sudah ada janjian mau dihubungi pada jam tertentu.
Kalau
saya sudah memegang hape, biasanya saya membuka-buka, siapa tahu ada pesan sms
masuk atau ada panggilan masuk yang sifatnya penting. Kalau ada pesan sms biasanya
langsung saya balas, kalau pesan itu memerlukan balasan. Sering pesan sms tidak
memerlukan balasan, misalnya pemberitahuan pengumuman pemenang undian. Yang ini,
sering sekali saya mendapatkan. Rasanya tak memerlukan jawaban, bukan.
Kadang-kadang
saya merenung, orang-orang yang mengirim pesan sms ini baik hati lo. Saya sering
memenangkan undian dari bank tertentu, padahal saya tidak menjadi nasabahnya. Coba
kalau itu benar-benar terjadi, saya menjadi orang kaya raya. Bahkan rumah saya
terlalu sempit untuk menampung mobil-mobil keluaran terbaru tersebut.
Kembali
ke pesan sms tadi. Kalau ada informasi dari sekolah lewat pesan sms, biasanya
tak memerlukan tanggapan. Saya biasa mengucapkan terima kasih atas info yang
sudah diberikan. Kalau pesan sms dari saudara kandung atau ipar, langsung saya
tanggapi dengan cara saya telepon.
Lalu,
bagaimana kalau pesan sms berasal dari teman? Ada beberapa kemungkinan isi dari
sms tersebut. Saya lebih banyak tidak menanggapi dengan menjawab pesan sms dari
teman-teman saya. Saya cenderung meneruskan pesan dengan cara sedikit saya ubah
beritanya. Apakah saya bertugas menyampaikan berita? Oh, tidak sama sekali.
Jam
berapapun, asal saya belum tidur atau masih bertahan “melek” saya akan
meneruskan berita tersebut meskipun pukul 2 dini hari. Saya orang yang baik
hatikah? Ah, tidak. Saya orang biasa-biasa saja.
Lalu,
apakah isi pesan sms tersebut. Penasaran, pasti penasaran. Isi sms-nya adalah:
1. Mami,
tolong isikan pulsa nomor hapenya ayahku sebesar sekian (ini pesan dari teman
akrab saya, kalau memanggil saya dengan sebutan mami)
2. Tante,
tolong isikan pulsa ke nomor 085…., sekian rupiah. Uangnya sudah saya titipkan
mami (ini sms dari anak teman saya poin 1 tadi)
3. Nyah,
utang pulsa. Isikan ke nomor Telkom. Uangnya besok kalau ketemu. (juga teman)
4. Bu,
masih ada saldo tidak? Kalau masih, isikan 2 nomor hape, masing-masing 50 rb
(pak kacamata)
5. Bu
Im, nambah lagi, besok totalan ya. Isikan ke nomor isteriku (pak mesin)
6. Halo,
kehabisan pulsa nih. Isikan 25 rb (pak CNC)
7. Mama,
isikan pulsa yang Telkom (ini gaya bahasa anak saya)
Masih
ada beberapa gaya bahasa dan isi pesan sms dari teman-teman atau anak saya. Kalau
saya masih memiliki pulsa, ya tidak saya balas sms tersebut. Saya isikan pulsa
sesuai pesanan. Kalau saya tak memiliki pulsa, baru saya jawab.
Apakah
saya tidak pernah terkecoh dengan mamah minta pulsa atau papah minta pulsa? Oh,
tidak! Saya hapal gaya bahasa teman-teman dan saya mengisikan sebatas pada
teman saya. Saya tidak jualan pulsa. Saya hanya membantu mengisikan saja,
daripada malam-malam mereka keluar rumah ke konter.
Kalau
disuruh mengisi nomor asing, tidak pernah saya isi. Selain itu yang kirim sms
juga nomor asing, tidak bakal saya kirimi. Hanya orang-orang tertentu dan nomor
yang akan diisi sudah saya simpan.
Nah,
suatu hari, saat lebaran seorang teman mengirim pesan sebagai berikut:
“Selamat
Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin. Bu Im, tolong isikan pulsa sekian ke
nomor ini.”
Sambil
ngirim pulsa, saya tersenyum. Ada-ada saja teman saya ini. Begitulah cara saya
menanggapi pesan sms masuk di hape saya. Tentu Anda berbeda cara menanggapi
pesan sms yang masuk di hape Anda. Semoga bermanfaat.
Karanganyar,
27 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar