Tujuh belas tahun ke atas dok.Reuni 3A1 |
Tips
Bila Bertemu Teman Lawas Teman SMA
Lebaran, bersilaturahmi, bermaaf-maafan, dan reuni
sepertinya menjadi rangkaian kegiatan yang tak terpisahkan. Walaupun tidak
wajib, namun bertemu dengan orang-orang yang pernah dekat dengan kita, sayang
bila dilewatkan begitu saja.
Setelah Ramadan telah berlalu, lebaran kemarin sudah
diisi dengan kegiatan silaturahmi, sekarang waktunya reuni. Saya menghadiri
acara reuni yang diadakan teman-teman SMA kelas 3A1 angkatan ’90, di Desa
Ngrame, Kasihan, Bantul. Pasti bakalan seru!
Saya harus menghadiri reuni sendiri, sebab suami dan
anak-anak sudah balik ke Karanganyar. Nah, berhubung saya termasuk orang yang
tak suka pergi-pergi kalau tak dengan suami, jadilah saya tak hapal rumah
teman-teman SMA. Namun, Alhamdulillah, saya akhirnya bisa sampai di rumah teman
saya, yaitu Mas Edi Yulianto. Perjuangan yang luar biasa.
Beberapa teman yang datang antara lain Warti, Rosa
Listyandari, Siti Rochimah, K Heru Kuncoro (Jalink), Didyk Hartanto, Budi
Santosa, Barudi Hidayat, Adi Cahyadi. Oya, saya Noer Ima Kaltsum datangnya
nomor satu (plok-plok dapat hadiah).
Tahun ini yang datang masih seperti tahun yang lalu,
ketambahan mbak Siti Rochimah dan mas Didyk. Ada beberapa hal yang perlu saya
sampaikan berkaitan dengan reuni tahun ini.
1.
Kami
memilih tempat reuni di rumah teman, bukan di rumah makan atau warung lesehan,
restoran dan lain-lain. Tujuannya agar kami tahu rumah teman-teman.
2.
Temanya
sederhana. Silaturahmi untuk menghilangkan kelompok-kelompok atau gap-gap.
3.
Reuni
adalah tempat menyampaikan kabar tentang teman yang pernah ditemuinya
4.
Memberikan
informasi penting, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
5.
Berbagi
cerita, berbagi info tentang peluang bisnis (bagi yang suka bisnis)
6.
Reuni
bisa memperpanjang umur
7.
Reuni
bisa membuka peluang mendapatkan ide menulis (haiyah, ini bagian dari penulis)
8.
Berbagi
info tentang obyek wisata yang bisa dikunjungi ketika mudik, tentang perjalanan
yang bebas dari macet.
Masih banyak yang bisa saya tuliskan. Namun, ada
sesuatu yang penting yang bisa saya tuliskan di sini mengingat teman saya
bermacam-macam profesi. Cukup satu saja ya, ini tentang obrolan ringan bersama
pak dokter jiwa, Mas Dokter.
Suatu hari di group WA Mas Dokter mengirim rekaman
pasiennya yang lagi omong tentang duit. Namanya orang gila jadi bicaranya
ngawur. Durasi rekaman hanya beberapa menit, tapi cukup membuat saya ngakak. Saya
sampai ditanya suami, Mi ngapain ta kok ngakak sendiri. Saya putar lagi rekaman
suara pasien tadi. Suami tersenyum.
Nah, Mas Pos (pegawai kantor pos) bertanya-tanya
tentang pasien RSJ. Apakah semua pasien bisa disembuhkan? Mas Dokter jawab
tidak semuanya. Ada yang masih bisa disembuhkan, tapi yang sudah parah tentu
saja sulit.
Mas Pos juga bertanya tentang perbedaan psikolog dan
psikiater. Lama-kelamaan pertanyaannya kok guyonan. Wah, ini nggak bisa saya
tulis di blog.
Bincang-bincang santai ini juga disampaikan tips
menjalin persahabatan, dengan teman lama. Bila kita ingin bersahabat dengan
teman, maka jangan rusak persahabatan tersebut dengan pinjam-meminjam sesuatu
(tidak disebut, mungkin tidak etis). Karena yang dibicarakan adalah dunia
laki-laki, maka saya tak ikut campur.
Bagi saya pertemuan sore tadi benar-benar mempererat
persaudaraan. Saya tidak menyangka sama sekali bisa bertemu teman-teman yang
heterogen.
Setelah cukup waktu bertemu dengan teman-teman, maka
acara reuni diakhiri. Dua teman saya, bertugas membagi makanan yang masih ada untuk
dibawa pulang ke teman lainnya.
Terima kasih tuan rumah semoga barokah. Terima kasih
teman-teman yang sudah membawa makanan dari rumah (seperti kado silang).
Terima kasih sahabat yang sudah datang pada acara
reuni ini. Semoga yang tidak bisa datang reuni dalam keadaan sehat. Amin. Acara
terakhir adalah foto bareng. Alhamdulillah, terus pulang terus nulis terus
ngobrol sama saudara kandung.
Yogyakarta, 8 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar