dok.pri |
Hujan
di Hari Terakhir Bulan Agustus
Bagaimanapun
hujan merupakan anugerah. Suka maupun tak suka, hujan tetap turun meskipun
awalnya panas terik. Bahkan udara semalam yang cukup panas mampu membuat
keringat terus mengucur, hujan tak peduli. Dan saya juga mensyukuri. Mengapa demikian?
Sebab ladang belakang rumah memerlukan air untuk pengairan.
Pagi
tadi, udara cukup panas. Siang, sinar matahari cukup terik. Alhamdulillah, saya
tidak lemas atau pusing hanya karena udara panas. Sebelum pulang sekolah, ada
penawaran makan siang di rumah makan dekat sekolah. Sebenarnya saya sangat
berminat. Tapi tiba-tiba angin berhembus dengan kencang.
Mendadak
langit gelap. Saya memutuskan untuk langsung pulang karena tak membawa jas
hujan. Apalagi saya memiliki tugas menjemput Nok Faiq dan Thole. Bagi saya
apalah arti makan siang gratis dibandingkan keutamaan saya sebagai Ibu untuk
menjemput anak-anak.
Saya
berpamitan untuk segera pulang. Sampai di rumah hujan. Bres! Tak terlalu hujan
turun, tapi cukup membasahi ladang. Agenda
berikutnya adalah menjemput Dhenok dan Thole.
Gerimis
kembali datang, lumayan untuk menghilangkan panas. Hujan di hari terakhir bulan
Agustus ini memang tak biasa. Tak biasa karena biasanya tak ada hujan di bulan
Agustus. Tak ada hujan di malam tirakatan 17 Agustus. Tak ada hujan hingga
akhir bulan.
Semoga
mulai besok, September benar-benar ceria. Tapi kalau masih ada hujan, ya tak apa.
Semoga hujan membawa kebaikan dan berkah.
Karanganyar,
31 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar