Ide
Faiz Memindahkan Barang dengan Skateboard
Banyak
permainan tanpa gadget yang masih saya lakukan untuk mendampingi Thole, 6
tahun. Sejak kecil Thole (ketika itu 3 tahun) suka dengan aktivitas mengikat barang. Thole
belum banyak bicara, cenderung diam. Dua tempat duduk plastik kecil (bahasa
jawanya: dhingklik), diikat dalam artian disambung. Beberapa mobil-mobilan,
truk, juga disambung dengan cara diikat dengan tali rafia atau tali plastik.
Sampai
sekarang aktivitas mengikat barang-barang ini menjadi perhatian besar saya. Lebaran
tahun ini, Thole minta papan luncur (skateboard). Waktu itu kami sedang mudik. Saya
dan suami bertanya, Thole lihat di mana kok tiba-tiba minta papan luncur. Katanya,
dia melihat ketika diajak puter-puter keliling kota Yogya.
Jelas
tidak mungkin membeli papan luncur di Yogya. Soalnya akan kesulitan membawanya.
Kami mudik PP naik sepeda motor. Bahkan ketika pulang, saya justeru ditinggal
di Yogya. Suami, Dhenok dan Thole balik duluan.
Sampai
di rumah, saya kaget. Thole bermain papan luncur. Papan luncur digunakan untuk
membawa barang-barang. Tentu saja tumpukan buku, dan mainannya diikat kuat
dengan tali rafia di atas papan luncur. Ada yang diikat dengan cara disambung
bagian belakangnya. Di bagian lain papan luncur diikat dengan tali plastik. Rupanya
dia tahu bahwa membawa barang dengan papan beroda lebih ringan dan lebih
gampang.
Sampai
sekarang, Thole lebih tertarik bermain tali-temali dibanding yang lainnya. Tentang
bermain dengan tali yang terakhir adalah membuat ketapel (plintheng). Ternyata bermain
dengan tali lebih asyik daripada bermain gadget.
Karanganyar,
6 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar