Kalau
Sekolah Full Day Siapa Yang Bantu Aku Jualan?
Berbincang-bincang
ringan di ruang piket. Berita yang lagi hangat adalah wacana Full Day School. Sekolah
seharian ini tujuannya membentuk karakter. Masih sebatas wacana : untuk
diterapkan di SD dan SMP. Awalnya memang tidak diberi keterangan mendetail. Tapi
akhirnya ada penjelasan tentang full day school ini dari Pak Mentri.
Saya
dan beberapa sahabat guru juga ingin mengungkapkan argument. Dan, saya rangkum
beberapa keberatan tentang full day ini:
1. Sekolah
gratis tingkat SD dan SMP. Akankah gratis juga kalau full day? Kalau kemudian
membayar, pasti banyak yang keberatan.
2. Kalau
sekolah regular, pulang sekolah makan siang di rumah. Makan dengan menu seadanya.
Nah, kalau full day, tentu saja menyiapkan dana untuk makan siang di sekolah
(bila disediakan sekolah). Kalau membanwa bekal dari rumah, tentu orang tua
akan memberikan menu yang special/istimewa (pengeluaran bertambah)
3. Ada
beberapa orang tua yang tetap ingin mengasuh anaknya sepulang sekolah (regular)
karena mereka ada waktu untuk bersama anak-anak. Berbeda dengan bagi orang tua
yang sibuk.
4. Bagi
orang tua yang kehidupannya/tingkat ekonomi rendah, mereka membutuhkan
anak-anak untuk membantu melakukan pekerjaan. Di Karanganyar, banyak anak yang
membantu orang tuanya membuat bata, genteng, mencari rumput dan lain-lain. Sebagian
lagi membantu memasak/menyiapkan dagangan yang akan dijual di rumah/warung
lesehan.
5. Kalau
anak lelah atau capek, pasti tidak mau belajar lagi di rumah
Saya
dan sahabat guru sependapat, full day bisa dipilih orang tua sesuai kebutuhan. Selama
ini sudah ada sekolah terpadu (full day) dan regular. Kalau orang tua yang
membutuhkan full day, ya silakan anaknya disekolahkan di full day school. Kalau
orang tua menginginkan anaknya bisa bantu-bantu momong adiknya, memasak, membungkus nasi untuk dijual,
mencetak dan membakar bata, silakan menyekolahkan anaknya ke sekolah regular.
Sebenarnya
madrasah pertama kan Ibu. Jadi, Ibulah (dan Bapak) yang berperan membentuk
karakter anak.
Yang
setuju full day school sumangga, yang ingin sekolah regular juga tidak masalah
kok.
Karanganyar, 9 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar