Dua Istimewa dok.pri |
Kapan Sebaiknya Anak-anak Belajar
Membaca?
Ketika
saya duduk di bangku SD dahulu, saya baru mulai belajar membaca: ini budi. Di TK
baru dikenalkan huruf dan angka-angka. Kalaupun diajari menulis, cukup menulis
namanya sendiri. Pada saat kelas 1 SD,
barulah diajar membaca, menulis dan berhitung.
Beberapa
tetangga saya bahkan tidak masuk TK terlebih dahulu. Mereka langsung kelas 1
SD. Meskipun tidak melalui jenjang prasekolah, anak-anak juga bisa membaca. Belajar
membaca dengan asyik. Setiap siswa diminta untuk maju di depan papan tulis, membawa
kayu untuk menunjuk tulisan. Waktu itu guru kelas 1 di SD saya cukup sabar.
Beberapa
tahun yang lalu, anak-anak usia prasekolah tidak diizinkan belajar calistung di
TK. TK adalah tempat bermain anak. Di TK hanya ada permainan dan permainan. Akan
tetapi permainannya yang menyenangkan. Setelah masuk SD, anak-anak sudah mulai
belajar. Belajar yang benar-benar belajar secara serius.
Ketika
si Dhenok masih TK, di rumah saya perkenalkan huruf dan angka-angka. Saya juga
mengajarinya membaca. Oleh karena Dhenok mau diajari membaca dan menulis, maka
ketika kelas 1 SD tidak ada kesulitan.
Berbeda
dengan kakaknya, si Thole bila di rumaah saya ajari mengenal huruf dan membaca
tapi tidak mau. Thole tidak bisa fokus, dia masih ingin bermain-main. Meskipun saya
sudah menyediakan alat tulis, buku-buku belajar membaca, tetap saja dia tak mau
belajar membaca.
Thole
selalu beralasan saja. Mana yang lelah, mengantuk, pingin bermain dan beberapa
alasan lainnya. Saya memang tidak mau memaksa. Menurut saya, kalau di TK tak boleh
diajari calistung maka di SD tugas guru kelas 1 adalah mengajari anak untuk
membaca dan menulis.
Dari
sekolah, Thole diberi beberapa buku pegangan. Saya mencoba membuka-buka isinya.
Badalah… tidak ada pelajaran membaca dan menulis. Pelajarannya sudah masuk ke
inti pelajaran.
Contoh materi pelajaran Bahasa
Indonesia. Tema: diri sendiri. Materinya yang disampaikan adalah mendengarkan.
.nama
saya isa
.umur
saya 6 tahun
.saya
adalah murid sekolah dasar islam terpadu
.dan
seterusnya……
Di bagian yang lain ada perintah:
jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan bacaan di atas:
1. .siapa
yang memperkenalkan diri?
2. .berapa
umur isa?
3. .di
mana sekolah isa?
4. .dan
seterusnya
Di bagian yang lain ada perintah :
tulislah data dirimu di bawah ini!
1. .nama
saya …..
2. .umur
saya …..
3. .saya
tinggal di …..
4. .
dan seterusnya
00000
Kalau
di TK tidak boleh diajarkan calistung, yang akan saya tanyakan: kapan dan di
mana anak belajar membaca? Seperti kasus si Thole, anak belum tentu mau belajar
membaca di rumah dengan orang tua/saudaranya. Saya sendiri sudah tak
kurang-kurang cara membujuk Thole agar mau belajar membaca. Dinding rumah saya
tempeli fotokopian buku belajar membaca yang tulisannya besar-besar. Tujuannya adalah
biarpun Thole bermain, saya berharap dia tertarik dengan rangkaian huruf-huruf
tersebut. Ternyata masih kurang tertarik.
Kalau
sekarang usianya 6 tahun, seharusnya sudah mau diajak belajar membaca (kakaknya
dulu seusia dia sudah lancar membaca). Saya minta bantuan pihak pondok untuk
memberikan pelajaran “membaca” bagi Thole. Di pondok, Thole belajar sampai sore
hari. Harapan saya, Thole mau belajar membaca bila diajar ustaznya. Ternyata benar,
sedikit demi sedikit Thole mulai mau memperhatikan deretan huruf yang saya tempel
di dinding.
Setiap
anak memang beda dan unik. Saya tidak akan memaksakan diri, memaksa Thole agar
sama dengan Dhenok. Mereka memang istimewa meski beda. Dan sebagai anak yang
istimewa, Thole harus diperlakukan secara istimewa. (ini nasihat buat saya
sendiri, saya bukan mendikte orang lain lo)
Thole
memiliki kisah masa lalu yang cukup melelehkan air mata. Saya tidak akan keras
padanya. Saya tahu keistimewaan Thole, maka saya ceritakan ke ustaz-ustazahnya.
Saya berharap mereka, guru-guru Thole memaklumi. Tidak hanya Thole yang belum bisa membaca. Ada
beberapa temannya yang belum bisa membaca dan orang tuanya juga tenang-tenang
saja.
Saya
dan beberapa orang tua yang menyekolahkan anak-anak di pondok tidak begitu
memaksakan kehendak. Biarlah anak-anak belajar mengalir dan mengikuti arus. Kami
yakin lama-lama juga bisa membaca. Yang penting hafalan surat pendek dalam
Alquran makin bertambah, akhlak mereka baik dan shalat mereka juga baik.
Ternyata
saya tak perlu pusing dan khawatir. Pasti ada jalan keluar, jalan terbaik buat
Thole.
Karanganyar, 2
Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar