Melatih
Disiplin dan Kebiasaan Tertib
Sesekali
saya membaca artikel yang mengupas tentang pendidikan ala Finlandia dan
disiplin ala anak-anak Jepang. Kali ini saya tidak akan membandingkan
pendidikan ala Negara luar dan disiplin ala Negara luar juga. Cukup ala
Indonesia, karena Indonesia adalah negeri yang berbudaya.
Di
rumah tetangga saya sering digunakan untuk mengaji Ibu-ibu. Dahulu pengajian
ini khusus untuk belajar membaca Al Quran dengan metode Iqro. Setelah menyelesaikan
Iqro lalu belajar membaca Al Quran (ayat-ayat Al Quran). Sekarang malah belajar
qiroah.
Ada
yang menarik dari berkumpulnya Ibu-ibu pengajian ini, yakni mereka duduk
lesehan. Dengan demikian sandal yang dikenakan harus dilepas di depan
pintu. Sandal-sandal tersebut sudah
tertata rapi. Tapi ada seseorang yang siap lebih merapikan lagi. Sandal-sandal
tersebut ditata dihadapkan ke luar. Kalau pengajian selesai dan Ibu-ibu akan
pulang, mereka tinggal memakai tanpa membalikkan sandalnya lebih dahulu.
Selain
di rumah tetangga saya, di sebuah sekolah SMP di Kabupaten Sukoharjo juga
menata sepatu siswa-siswi dengan rapi. Siswa-siswi wajib shalat berjemaah di
masjid. Sepatu milik siswa-siswi ditata rapi menghadap ke luar. Meskipun murid
yang akan shalat berjemaah banyak, tapi mereka tertib sekali.
Semua
itu memerlukan proses. Melatih disiplin dan tertib tidak hanya memerlukan 1-7
hari saja melainkan berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Dari kebiasaan baik
itulah akan diikuti adik kelas berikutnya.
Itu
saja penataan sepatu dan sandal tanpa rak sandal/sepatu. Seandainya tersedia
rak sandal/sepatu, saya yakin akan lebih rapi lagi. Oleh sebab itu biasakan
anak-anak untuk merapikan sandal dan sepatunya. Mengajak anak menata rapi
sandal/sepatu dengan cara memberikan teladan. Insya Allah anak akan terbiasa.
Kalau
kebiasaan baik ini belum bisa dilakukan anak-anak, sebagai orang tua kita harus
bersabar.
Karanganyar, 24
Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar