Pedagang siomay dan pembeli dok.pri |
Menurut
pengamatan saya dalam kurun waktu yang lama, sebagian besar pedagang keliling di
kampung/perumahan adalah mas-mas dan bapak-bapak. Memang ada beberapa yang
ibu-ibu dan mbak-mbak. Beberapa mas-mas dan bapak-bapak, pedagang keliling
menurut pantauan saya adalah :
1. Pedagang
sayur di pagi hari
Ada
sekitar 5 orang pedagang sayur keliling kampung/perumahan yang sering saya
lihat. Kelima mas-mas tadi memiliki jadwal sendiri. Mereka mejajakan dagangan
antara pukul 05.30 - 09.00. Pedagang sayur ini mengendarai sepeda motor, di jok
belakang ditempatkan bronjong/keranjang tempat dagangan. Biasanya pembeli tinggal
ambil dan bayar barang yang dibutuhkan. Misal, cabai, bawang putih, bawang
merah dan lain-lain sudah dibungkus plastik kecil-kecil.
Untuk
lauk, daging ayam, lele, ikan, tahu dan tempe, juga sudah dalam wadah kemasan
tertentu. Kerupuk, rambak dan lain-lain juga sudah dikemas dalam wadah ukuran
tertentu.
2. Pedagang
bubur ayam
Sebelum
jam setengah enam, pedagang bubur ayam sudah memanggil konsumen dengan cara
memukul piring memakai sendok. Bubur ayam ini dalam satu porsi berisi bubur, suwiran
ayam, kuah opor, sedikit kecap dan sambal (bagi yang menginginkan pedas). Dengan
tambahan kerupuk ala kadarnya, menyantap bubur ayam jadi nikmat sekali.
3. Pedagang
siomay
Pedagang
siomay biasanya keliling perumahan bila sore hari. Mas pedagang siomay ini
kalau pagi sampai siang hari mangkal di Pasar Jungke. Siomay ikan dengan harga
terjangkau. Kalau memakai telur utuh, satu porsi siomay sekarang harganya tujuh
ribu. Bila tak memakai telur, berapapun kita beli juga dilayani. Siomay ikan
yang dijajakan mas-mas tadi berisi tahu putih, kentang, pare, kubis, siomay
ikan.
4. Pedagang
bubur kacang ijo
Pedagang
bubur kacang ijo memanggil konsumen dengan cara memukul mangkuk. Kedatangan pedagang
bubur kacang ijo ini sekitar jam 09.00-10.00. Bubur kacang ijo ini juga bisa
dicamput dengan ketan hitam dan bubur mutiara. Tinggal konsumen/pembeli memilih
bagaimana.
5. Pedagang
bakso kuah
Jangan
membayangkan bakso kuah seperti bakso pada umumnya dijual dengan porsi besar. Bakso
kuah ini hanya melayani porsi amat kecil. Baksonya juga kecil-kecil. Kalau pembeli
tidak membawa wadah sendiri, maka pedagang membungkus memakai plastik. Harganya
murah saja, antara 2000-3000.
6. Pedagang
es krim
Kalau
es krim ini yang dijual sama dengan yang dijual di toko-toko. Harganya sedikit
lebih mahal dibanding harga di toko.
7. Pedagang
es potong
Pedagang
es potong keliling biasanya menjajakan dagangannya dengan gerobak kecil roda
tiga seperti becak. Es potong dengan beberapa rasa misalnya coklat, santan,
durian, kacang ijo. Harga satu potong es adalah 2000. Sedangkan bila utuh harganya
sepuluh ribu.
8. Pedagang
susu murni
Susu
sapi murni dijajakan pada pagi dan sore hari. Biasanya pelanggan sudah memesan,
jadi pedagang tinggal mengantarkan pesanan. Konsumen harus memanaskan dan
menambahkan gula (menurut selera) sebelum diminum. Selain susu murni yang belum
diberi rasa, ada juga susu murni dalam cup. Susu murni dalam cup kecil seharga
2500 rupiah. Ada rasa vanilla, coklat dan stroberi.
9. Pedagang
tahu bulat
Tahu
bulat, digoreng langsung di mobil, harga lima ratusan. Pedagang tahu bulat
mengendarai mobil. Ada 2 orang di mobil, sopir dan petugas yang menggoreng
tahu.
10. Pedagang
mie ayam
Pedagang
menjajakan dagangannya mengendarai sepeda motor. Pedagang mie ayam keliling
perumahan pada sore hari. Tapi sekarang jarang lewat, hanya kadang-kadang saja.
Mungkin karena sudah banyak pilihan makanan yang akan disantap, jadi konsumen
bebas memilih jajanan kesukaannya.
Pedagang
keliling di atas yang masih beroperasi berkeliling menjajakan dagangannya di
perumahan dekat rumah saya. Tuhan Mahakaya, para pedagang tersebut semua
mendapatkan konsumen/pembeli.
Karanganyar, 14
Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar