Rokok
Linting Dhewe Dampak Kenaikan Harga
Mengapa
saya tiba-tiba mau menulis tentang rokok? Ya, hanya pingin nulis saja. Yang lagi
hangat beritanya adalah wacana kenaikan harga rokok yang cukup fantastis. Dengan
kenaikan harga rokok ini, ada pihak tertentu yang bertepuk tangan tapi di sisi
lain ada yang mbesengut. Saya tak perlu menyebutkan pihak-pihak yang saling
bertolak belakang (tepuk tangan vs mbesengut).
Kalau
ditanya bagaimana tanggapan saya tentang kenaikan harga rokok tadi? Jawaban saya
sederhana saja: biasa! Orang yang dekat dengan saya yang mengkonsumsi rokok
adalah saudara (kandung dan ipar). Suami saya sendiri bukan perokok. Seumur-umur
hidup saya mengenal suami sejak tahun 1995, baru sekali saya melihat suami
merokok (tahun 1995, baru kenal beberapa hari, waktu itu belum jadi suami).
Waktu
itu, merokok hanya untuk gaya-gayaan saja. Biar tidak terasa kaku suasananya. Dan
mungkin untuk menghilangkan rasa grogi saja. Waktu itu dia bilang suka saya. Ceileeee.
Saya yang memang ceplas-ceplos bilang, “kamu gak pantas pegang rokok. Orasah nggaya.
Ngomong wae apa. Nek ditolak yo wis.” Dan waktu itu saya menolak. Huwaaa.
Kembali
ke masalah kenaikan harga rokok. Mungkin bagi perokok, kenaikan harga rokok
sangat berpengaruh dalam kehidupannya. Apalagi bagi perokok berat. Walah-walah,
bisa thekor
hidup ini. Saya kurang tahu alasan mereka, para perokok yang sulit menghentikan
kebiasaannya.
Tapi
sudahlah, tak apa. kalau harga rokok naik, bisa juga kok disiasati dengan
membuat rokok sendiri. Tinggal membeli tembakau dan cengkeh serta kertas. Untuk
alat pembuat rokok bisa dibuat sendiri. Kalau kertas rokok tak ada bisa diganti
klobot
kulit jagung.
Rokok
bagi sebagian orang merupakan sumber inspirasi. Setiap kepulan asap hasil
hisapan, mengeluarkan ide-ide cemerlang. Hahaaa, ini buat pujangga dan penulis.
Tapi tidak setiap pujangga dan penulis begini lo (maksudnya tidak semua pujangga
dan penulis adalah perokok).
Ya,
kenaikan harga rokok ini perlu dihadapi dengan hati yang tabah. Kalau mau
hemat, salah satu solusinya adalah rokok tingwe (rokok nglinting dewe). Tapi kalau
mau berhenti merokok, itu juga bagus sekali. (Halo kakak tertua…..).
Karanganyar,
20 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar