Daging
Kurban Terakhir
Sebelum
Iduladha, Maharani membersihkan bunga es yang memadat. Tujuannya adalah freezer
akan digunakan untuk menyimpan daging kurban. Seperti tahun sebelumnya, daging
kurban sampai banyak. Maharani malas untuk memasak. Lihat daging kurban,
rasanya sudah eneg dulu. Akhirnya, tiap hari Maharani menggoreng beberapa
potong daging kurban lalu dibawa ke sekolah. Teman-teman sarapan gratis dari
Maharani.
Dua
bungkus daging kurban dari masjid dekat rumah diberikan untuk kerabat jauhnya. Satu
bungkus daging kurban dari sekolah Mahendra (suaminya) dimasak bumbu bawang
putih, merica dan garam. Ada beberapa potongan kecil yang disimpan di freezer,
untuk persediaan besok membuat sop.
Hari
pertama hari Tasyrik, Mahendra mendapatkan haknya sebagai sohibul. Daging kurban
yang diterima cukup banyak. Anak pasangan ini sudah berencana makan-makan di
rumah. Maharani menyiapkan satu bungkus, untuk satai. Daging yang lain
dimasukkan dalam plastic dengan ukuran sedang. Maharani sudah berencana untuk
membagikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Tidak sampai satu minggu, dalam
freezer hanya tinggal satu bungkus dengan ukuran kecil.
Maharani
merebus lalu menggoreng daging kurban tersebut. Dua anaknya saling berebut,
sementara suaminya juga ingin menyantap..
“Alhamdulillah,
untuk rebutan.”
Mahendra
membuka kulkas lalu mengernyitkan keningnya.
“Dagingnya
habis?”
“Itu
daging terakhir yang kita miliki.”
Dua
anak Maharani dan ayahnya saling berpandangan. Mungkin mereka tak percaya,
daging kurbannya sudah habis.
00000
Karanganyar,
13 September 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar