Noer Ima Kaltsum : Inilah
yang Dilakukan ketika Anak Sakit
Hari
ini Maharani menyerah pasrah, si Thole terpaksa tidak masuk sekolah dan Maharani
juga harus merawatnya. Thole masih BAB encer dan muntah. Tidak mungkin Thole
sekolah atau Maharani titipkan ke Taman Penitipan Anak. Jelas itu sangat
merepotkan pengasuhnya. Apalagi, ada perjanjian di awal bila anak sakit maka
jangan dititipkan di TPA. Dan, Maharani tak memiliki asisten rumah tangga alias
pembantu.
Pagi-pagi
Maharani sudah membuat surat izin, tidak bisa melaksanakan tugas di sekolah
karena merawat anak yang sedang sakit. Maharani berharap ada permakluman dari
sekolah. Mahendra, suaminya bertugas mengantarkan surat izin ke sekolah.
Setelah
mengantar Dhenok di pemberhentian bus, lalu ke sekolah Maharani, akhirnya Mahendra
sampai di rumah dengan membawa dua bungkus nasi buat sarapan.
“Ketemu
Ketua Guru. Dia malah bilang, anak saya juga sakit.”
Errrrggghhh,
Maharani sedikit dongkol. Itu artinya Ketua Guru tidak percaya kalau anaknya
tidak bisa ditinggal. Ketiga anak Ketua Guru sudah gerang-gerang (alias
gede-gede), dua anak perempuannya sudah kuliah dan yang satu kelas 1 SLTA. Kalau
anaknya sakit, wajarlah ditinggal wong sudah bisa mengatasi dirinya sendiri.
La
ini, anaknya Maharani baru kelas 1 SD! Nggak mungkin ditinggal di rumah
sendiri, bukan? Ternyata di group WA Maharani, ada beberapa komentar dari
teman-temannya. Intinya kalau Ketua Guru tidak percaya alias maido anaknya
Maharani benar-benar tak bisa ditinggal. Mereka ikutan geram. Sabar-sabar.
Daripada
memikirkan ucapan Ketua Guru, Maharani malah lebih focus menulis. Maharani tak
ambil pusing dengan apa yang dikatakan Ketua Gurunya. Ya, menulis memang dapat
untuk terapi. Mengobati luka di hati dengan menulis.
Sambil
menulis, Maharani terus memperhatikan si Thole. Ada yang berbeda untuk hari
ini. Sebenarnya, dalam sehari-hari kedua anak Maharani lebih dekat dengan
ayahnya. Namun bila sakit, tetap saja yang dicari adalah Ibunya. Maharani
yakin, anak manapun bila sakit cenderung lebih dekat dengan Ibunya. Mereka bilang,”Mami
adalah segala-galanya bila anaknya sakit.”
Maharani
tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa dekat dengan anak-anaknya dan
merawatnya ketika mereka sakit. Kesibukan Maharani dan Mahendra membuat
pertemuan dengan kedua anaknya waktunya sangat singkat. Maka inilah waktu yang
tepat untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Karanganyar, 27 September 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar