dok.pri |
Menumbuhkan
Budaya Literasi di Rumah
Dalam
satu bulan, ada berapa buku yang kita beli? Atau dengan kata lain, dalam tiap
bulan koleksi buku kita apakah bertambah? Mungkin pertanyaannya kita ubah
menjadi dalam setiap tiga bulan atau enam bulan atau bahkan satu tahun, koleksi
buku kita bertambah berapa?
Tiap
bulan satu buku, berarti tiap tahun bertambah 12 buku. Atau tiap tahun 6-8 buah
buku, 3-4 buku atau hanya satu buku bahkan tidak bertambah sama sekali? Apakah yang
menjadi alasan koleksi buku kita tidak bertambah? Karena harga buku mahalkah? Atau
karena tak memiliki kesempatan untuk membaca? Atau karena tak suka membaca?
Kalau
harga buku mahal, kita bisa menyiasati membeli buku saat ada bazaar, diskon,
atau pameran buku. Bahkan kalau mau kita bisa menemukan buku dengan harga
miring, kualitas bagus saat buku diobral. Alasan lain tidak membeli buku adalah
malas ke toko buku/pameran.
Kalau
kita tak memiliki waktu khusus untuk membaca buku, maka membaca bisa dilakukan
dengan mencicil. Tiap membaca buku sediakan waktu 15 menit saja. Kalau kita
konsisten membaca, tentunya satu buah buku akhirnya tuntas terbaca juga, bukan?
Seandainya
kita tak memiliki minat untuk membaca, setidaknya ditumbuhkan dulu minatnya. Atau
lebih keras lagi kita memaksakan diri untuk membaca. Selanjutnya bila kita
awalnya memaksakan diri, lambat laun akan terbiasa membaca. Membaca menjadi
kebiasaan atau habitus. Barulah pada tingkat yang lebih tinggi, membaca buku
adalah karena kebutuhan. Kalau tidak membaca buku rasanya ada yang kurang.
Untuk
menambah wawasan, kita membutuhkan bahan bacaan. Membaca bukan hanya sebatas
membaca buku atau artikel saja. Membaca di sini artinya lebih luas. Alam sekitar,
lingkungan dan semua yang ada di langit dan bumi adalah sumber pengetahuan yang
bisa kita baca.
00000
Orang
tua dan anak-anak bisa membiasakan diri untuk membaca. Budaya membaca di rumah
harus ditumbuhkembangkan. Orang tua memberikan teladan, memberi contoh konkrit.
Tidak perlu muluk-muluk, budaya membaca di rumah diawali dengan membaca bacaan
yang ringan. Untuk menambah pengetahuan.
Agar
anak-anak juga memiliki minat membaca, di saat jadwal membaca bersama maka
jauhkan gadget dari tangan atau simpan terlebih dahulu. Memang, membaca bukan
hanya dari buku fisik saja, bisa membuka e-book atau internet. Akan tetapi
tetap berusaha untuk membaca tulisan manual.
Banyak
yang membaca dengan membuka internet atau e-book. Membaca buku fisik dan e-book
memiliki kelebihan dan kekurangan. Silakan, semua tergantung dari Anda sebagai
pembacanya.
Yang
jelas, budaya membaca ini harus dimulai dari rumah. Setelah membaca lalu
menulis. Membaca dan menulis adalah dua aktivitas yang serasi. Kalau bisa kita
gemar membaca dan menulis. Semoga budaya
literasi ini bisa dilakukan tiap-tiap keluarga.
Karanganyar, 22
September 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar