Hari
ini ketua guru tidak enak badan, kabarnya membeli obat. Mungkin terus mbablas
pulang. Maklum rumah ketua guru jaraknya dekat saja dari perguruan. 3 menit saja
perjalanan ditempuh mengendarai sepeda motor.
Maharani
menduga kesehatan ketua guru baik-baik saja. Tapi kalau alasannya kurang enak
badan, ya harap maklum. Maharani pikir ketua guru bisa stress berat tidak bisa
masuk ruangannya sebab kunci kantor ketua guru entah di mana belum ketemu. Tidak
mungkin ketua guru seharian berada di luar kantor, hehe. Bisa stress berat lihat
Maharani yang jadi kembang lambe.
Ada 2
kelas yang belajar di bengkel. Waktu masih 20 menit. Dua guru kelas dua
tersebut meminta anak-anak untuk kembali ke kelas. Tapi rupanya beberapa anak
berbohong pada Maharani dan Reema. Kata mereka pelajaran telah selesai. Maharani tak
percaya begitu saja.
Tanpa
Maharani sadari bel panjang berbunyi. Maharani, Reema dan guru lainnya kaget. Masih
10 menit kok sudah dibel panjang. Ternyata salah satu murid bernama Salman,
murid kelas 2 yang tidak diizinkan pulang tadi masuk ruang piket. Iseng-iseng
menekan bel.
Pintu
gerbang ditutup rapat. Maharani bersikeras murid-muridnya belum boleh pulang. Salman
cengengesan.
Dan pada
hari sesudahnya ketua guru bilang pada salah satu guru,”kok anak-anak
dipulangkan?”
Tidak
mungkin ketua guru tahu kalau tidak diberi tahu Laksmi, guru sejarah India yang juga
isteri ketua guru. Lantas Reema menjelaskan pada Laksmi,”bu, muridmu bernama
Salman kemarin iseng-iseng dolanan bel terus dibel panjang. Jadi bukan guru
piket merasa mumpung ketua guru tidak ada lantas memulangkan murid-murid
seenaknya.”
“Oh,
gitu ya. Aku ndak tahu je.”kata Laksmi
“Besok
lagi jangan sedikit-sedikit laporan ketua guru. Sampeyan bisa didemo guru-guru,”kata
Reema sewot.
Karanganyar, 24 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar