Kopdar IIDN Solo Pebruari 2016 dok.pri |
1. Tetap
semangat menulis dan mengirim naskah di media Koran Solopos. Naskah yang dimuat
mengawali keberuntungan di tahun 2016 adalah Cerita Anak (Edisi Minggu, minggu
pertama bulan Januari 2016) berjudul Terompet Tahun Baru.
Menulis
tidak hanya sesuai passion saja. Untuk tetap bisa eksis dan bertahan untuk
menulis maka haluan mana pun juga ditempuh. Maka hasilnya 5 cerita lucu dengan
tokoh Jon Koplo menghiasi Rubrik Ah Tenane.
2. Untuk
menambah wawasan, maka membaca selalu saya lakukan. Sebagai penulis, kegiatan
membaca adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Ada 3 buah buku yang
sudah saya buat ringkasannya. Buku-buku tersebut karya mbak Indari Mastuti,
Bapak Ngainun Naim, dan Bapak Andrias Harefa.
Membaca
karya orang lain dapat digunakan untuk mengetahui dan mempelajari gaya bahasa tulisan penulis. Gaya bahasa
tulisan orang lain akan memengaruhi gaya bahasa tulisan saya, tapi saya tetap
mempertahankan cirri dan karakter tulisan saya. Saya tidak mudah terbawa arus,
tidak mudah meniru gaya bahasa tulisan orang lain.
3. Lebih
aktif mengikuti lomba penulisan terutama kompetisi ngeblog. Beberapa lomba yang
saya ikuti memang berbuah manis dan mendapatkan hadiah, meski keikutsertaan
saya tidak begitu “ngoyo” atau usaha sangat keras. Alhamdulillah, dapat uang,
barang, buku dan lain-lain.
4. Dua
kali mendapatkan kesempatan menuliskan produk. Saya mendapatkan tawaran untuk
mereview sebuah produk di blog saya. Saya mendapatkan fee, yang besarnya
lumayan (relative). Alhamdulillah, rezeki dari ngeblog datang tanpa
disangka-sangka sebelumnya. Lumayan nulis dapat duit (kemudian virus matrenya
keluar, ketularan teman-teman penulis).
5. Konsisten
menulis di blog sehingga tulisan saya tidak amburadul, bertambah lebih baik,
lebih sistematis dan enak dibaca dengan gaya bahasa ala saya yang sederhana
ini. Meski blog saya isinya gado-gado (memang gado-gado itu enak ya) tapi saya
menyukainya. Sebagian tulisan di blog saya berisi keluhan/curhat, mungkin orang
akan bilang “nyampah” di medsos, bagi saya tulisan saya saat itu adalah obat
luka. Luka yang paling dalam.
Kalau
ada orang yang bilang curhat di medsos menunjukkan ketidakdewasaan seseorang,
bagi saya bisa bertahan dengan tekanan psikologis yang tidak ringan adalah
sebuah anugerah.
6. Menulis,
berinteraksi dengan orang, ikut komunitas adalah bentuk pengembangan diri. Dan itulah
“me
time” saya. Saya mulaai mencatat rapi, sistematis dan mengikuti alur
logis dalam menulis. Saya juga mulai memilih teman/sahabat yang
pas/sesuai/sejalan dengan jalan pikiran saya. Andaikan ada yang
berseberangan/bertolak belakang, saya juga akan menerima pendapat orang lain. Karena
perbedaan itu memang indah.
7. Perjalanan
menulis saya selama tahun 2016 saya tutup dengan mencetak buku rekening dan
hasilnya wow….. lumayan untuk membeli kuota, membeli mie ayam, flashdisk,
membeli camilan untuk teman-teman kantor.
8. Semoga
bermanfaat tulisan ini. Alhamdulillah, tahun 2016 ini hasil menulis saya ada
kemajuan dibanding tahun sebelumnya. Kalau ada kekurangan, harap maklum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar