Seperti
hari sebelumnya libur sebelumnya, hari Ahad pagi ini sangat sibuk. Maklum, saya
akan menghadiri acara Ulang Tahun IIDN Solo yang ketiga. Kalau tidak datang
rasanya sangat rugi.
Begitu
saya repot di dapur, Faiz dan Ayah pergi memancing. Lokasinya di dekat SDIT Al
Karimah, tidak jauh dari rumah. Saya berdoa semoga Faiz mendapatkan ikan, biar
tambah bersyukur. Alhamdulillah, pulang dari memancing ada suara ceria.
“Mama,
Ayah dapat ikan besar. Faiz dapat ikan kecil.”
“Alhamdulillah,
tidak apa-apa le. Ikannya ditaruh di ember ya!”
Setelah
itu, saya tidak mendengar suaranya Faiz. Biasanya Faiz terus bersepeda di
sekitar rumah. Dhenok minta diantar Ayah ke pasar. Katanya mau membeli camilan
biar sedikit irit.
Selesai
mencuci, saya bermaksud untuk menyeterika pakaian yang akan saya kenakan saat
KOPDAR IIDN Solo. Tiba-tiba saya mendengar suara Faiz.
“Mama….
Mama.”
Saya
membuka pintu, ternyata Faiz tidak ikut ke pasar. Biasanya Faiz tidak pernah
ketinggalan kalau Dhenok pergi ke pasar bersama Ayah.
“Ayah
mana, Ma?”
“Sama
kakak ke pasar. Kamu tidak ikut?”
Faiz
tidak menjawab pertanyaan saya. Dia malah bilang,
“Ma,
Faiz kecemplung sawah.”
Kaos
dan celananya kotor kena lumpur sawah yang baunya sedap-sedap haicingggg. Sawah
tetangga samping rumah, yang siap ditanami padi, sudah diluku dan digaru.
“Stop,
jangan masuk.”
“Mandi
di luar, Ma.”
Saya
mengambil ember, gayung, sikat, pasta gigi dan sabun. Saya perhatikan keceriaan
Faiz hari ini. Ini kisah Faiz kecemplung sawah Episode kedua. Yang pertama dulu,
setahun yang lalu pas sawahnya kering tak ada air. Sampai-sampai lengan kiri
bagian atas patah.
Hati-hati
ya Le, jangan jatuh lagi. Selesai sudah mandi dan dandannya.
“Ma,
mau ambil sepeda.”
“Sepedanya
di mana to Le?”
“Itu,
di pinggir jalan dekat sawahnya tetangga.”
“Kamu
tadi ditertawakan ya?”
“He-eh.”
Faiz
meninggalkan saya. Tetap semangat ya Le, semoga kamu menjadi anak sholeh dan
mau belajar membaca dan menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar