Kali
ini saya akan menceritakan musibah yang dialami keluarga teman mengajar saya.
Beliau adalah Bapak Muheri Supriyanto yang sehari-hari mengajar pelajaran
pemesinan. Musibah kecelakaan lalu lintas yang dialami waktu dini hari itu
justeru membuat beliau sekeluarga tambah bersyukur. Mereka bersyukur karena
Allah melindungi keluarganya.
Seperti
biasa, untuk mengisi liburan, Bapak Muheri mengajak isteri dan anak-anak untuk
menikmati perjalanan wisata. Untuk libur panjang ini tempat wisata yang dibidik
adalah Malang, Jawa Timur. Mereka sekeluarga, Bapak Muheri, mbak Kengsi
(isterinya), dan dua anaknya (Amel dan Arya) berangkat dari Karanganyar, Selasa
20 Desember 2016, jam sebelas malam.
Setelah
puas berwisata, Bapak Muheri dan keluarga pulang menuju Karanganyar, pada hari
Rabu, 21 Desember 2016 sekitar jam lima sore. Sekitar jam dua malam (Kamis, 22
Desember 2016), di hutan perbatasan Ngawi-Sragen terjadilah musibah. Kecelakaan
beruntun tak dapat dihindari, mobil Bapak Muheri dari belakang diseruduk mobil
xenia dengan kencang, lalu mobil yang dikendarai nyungsep di belakang truk
fuso.
Meskipun
keadaan mobil yang ringsek bagian depan dan bagian belakang penyok, keluarga
Bapak Muheri selamat dan sehat (ada sedikit lecet kena pecahan kaca). Memang dua
anaknya sempat mengalami shock dan trauma. Tapi mbak Kengsi yang sehari-hari
menanamkan pendidikan agama yang kuat, maka keadaan dua anaknya sedikit stabil.
Tampak Belakang dok. Kengsi Ati |
Ketika
saya bertanya apakah ada firasat sebelum kecelakaan, mbak Kengsi menjawab tidak
ada firasat sama sekali. Katanya, Bapak Muheri belakangan ini sering
memperhatikan bangkai mobil/mobil ringsek yang ditaruh di belakang Polsek
Karanganyar, dekat Kantor Pegadaian. (Setiap hari, antar jemput kedua anaknya
selalu lewat daerah ini).
Selalu
saja ada hikmah di setiap musibah. Allah akan menguji makhluknya dengan ujian
berupa kesenangan dan kesusahan. Rupanya keluarga Bapak Muheri berhasil
melewatinya. Mereka tak menyesali dengan keadaan kendaraannya yang rusak parah.
Justeru rasa syukur yang mereka ungkapkan. Keyakinan mereka bahwa selamat dari
musibah artinya mereka disayang Allah.
Sehari-hari
di sekolah dan di rumah, Bapak Muheri termasuk orang yang gemar menolong alias
entengan. Di sekolah dan di rumah sama saja. Tidak banyak mengeluh dan cepat tanggap.
Allah
akan memberikan kemudahan bagi orang yang memudahkan urusan orang lain. Oleh karena
mesin mobil mati maka perlu diderek. Bapak Muheri sekeluarga akhirnya istirahat
di Polsek Ngawi sambil menunggu jemputan keluarga.
Harta
benda masih bisa dicari, yang diutamakan adalah kesehatan dan keselamatan.
Semoga bisa dipetik hikmahnya.
Istirahat, kelelahan dok. Kengsi Ati |
Karanganyar,
23 Desember 2016
Sumber berita: Mbak Kengsi Ati dan FB Kengsi Ati
Tulisan ini dirangkai atas izin Mbak Kengsi Ati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar