Jon Koplo Senin 9 Januari 2017 dok.pri |
Mengawali
tahun 2017 ini, Alhamdulillah pecah telur. Jon Koplo, Senin, 9 Januari 2017. Bisa
untuk telur ceplok. Idenya dari teman guru. Kata teman saya yang lain, awalnya
ada yang bilang,”Jangan ceritakan sesuatu pada Bu Ima. Nanti jadi duit.” Nah
betul, bukan? Jadi duit.
Terima
kasih saya ucapkan buat teman-teman yang sudah memberi ide cerita. Terima kasih
saya ucapkan untuk Ibu dan Bapak (sampai terharu uhuksss, kalau Bapak bilang
hati-hati jaga anak dan bekerja yang baik). Terima kasih buat saudara-saudara
yang selalu mendukung saya, Mas Inung, mBak Anna, mBak Lichah, Laely, Aufi.
Terima kasih buat suami yang baik hati, anak-anak yang selalu menggemaskan.
Terima kasih buat teman-teman IIDN Solo yang selalu menyemangati (ah, bikin
mewek).
Semoga
masih ada cerita lucu lainnya yang tayang di Solopos.
AH
TENANE (Naskah Asli)
Dompetku
Sayang
Hari
itu Jon Koplo makan siang alias maksi seorang diri. Sepulang dari kantor, Koplo
bergegas menuju warung makan favoritnya. Koplo memesan nasi sayur dan lauk serta
minuman.
Pengunjung
warung makan lumayan banyak. Setelah selesai menikmati maksinya, Koplo berdiam
diri. Maksudnya Koplo tetap duduk nyaman agar makanannya segera turun sambil
nyeruput minuman yang masih sedikit.
Dengan
penuh percaya diri Koplo menuju kasir. Di depan pemilik warung, Koplo merogoh
saku celananya. Dengan ekspresi bingung, Koplo merogoh saku celana lainnya. Mak
tratap mukanya agak memerah. Sakunya kosong. Tak ada dompet di sakunya.
Koplo
berusaha mencari uang di tas kantornya. Nihil. Berarti dia tak membawa uang.
“Maaf,
dompet saya ketinggalan,”kata Koplo pada
Nicole agak malu.
Beberapa
pasang mata memandangnya.
“Ndak
apa-apa Pak, mbayarnya besok juga boleh.”
Tidak
kehilangan akal, Koplo menelepon isterinya, Cempluk.
“Bune,
datang ke warung ya. Dompetku ketinggalan. Wis kebacut makan ternyata nggak
bawa uang je”
“Apa?
Walah Pak, pak. Nggak bawa uang kok ya berani jajan di warung,”jawab Cempluk di
seberang.
“Dompetnya
ada di celana yang satu.”
Sebentar
kemudian Cempluk datang. Koplo pun membayar makanan yang sudah disantapnya.
“Besok
lagi kalau mau berangkat kerja mbok diteliti dulu, sudah membawa dompet atau
belum. Ngisin-isini.”
Koplo
hanya cengar-cengir dibilangi isterinya begitu.
AH
TENANE (Versi Redaksi)
Konangan
Jajan
Sepulang
dari kantor, Koplo bergegas menuju warung makan favoritnya. Ia sengaja
menghindari makan di rumah karena bosan sayurnya itu-itu saja. Koplo memesan
nasi sayur dan lauk kesukaannya serta minuman.
Pengunjung
warung makan lumayan banyak. Setelah selesai menikmati maksinya, Koplo nyeruput
minuman sambil menikmati suasana.
Setelah
puas, Koplo merogoh saku celananya. Dengan ekspresi bingung, Koplo merogoh saku
celana lainnya. Mak tratap mukanya agak memerah. Ternyata sakunya kosong, tak
ada dompet di sakunya.
Koplo
berusaha mencari uang di tas kantornya. Nihil. Berarti ia memang tak membawa
uang.
Akhirnya
mau tidak mau Koplo menelepon isterinya, Lady Cempluk, laporan kalau makan di
luar.
“Bune,
datang ke warung anu ya. Di jalan ini. Dekat itu. Dompetku ketinggalan. Wis
kebacut makan ternyata nggak bawa uang je”
“Apa?
Walah Pak, pak. Nggak bawa uang kok ya berani jajan di warung,”jawab Cempluk di
seberang.
“Dompetku
ada di celana yang satu, tolong diambilkan,”perintah Koplo
Sebentar
kemudian Cempluk datang untuk mbayari jajanan Koplo.
“Besok
lagi kalau mau makan di luar bawa duit, biar nggak ngisin-isini.”
Koplo
hanya cengar-cengir dibilangi isterinya begitu. (Selesai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar