Laman

Jumat, 20 Januari 2017

Anak Baru Gede Tak Biasa

MUSLIMAH RELIGIUS
a.    Sholat
Anakku, sejak engkau kecil, ibu dan ayah sudah membimbing engkau untuk sholat. Bahkan dari batita, engkau sering mengikuti ibu dan ayah sholat. Tidak hanya menjadi makmum. Bahkan engkau kadang-kadang berada di depan sambil tiduran, dan berguling-guling. Atau di belakang tubuh ibu dan ayah, kemudian menarik-narik sarung atau mukena.
Seiring dengan berjalannya waktu, engkau semakin besar dan mengerti. Meskipun masih sistem berling (yen kober lan eling, atau sempat dan ingat), ibu yakin kalau engkau sudah mengerti arti dan hikmah sholat, betapa engkau akan menyesal bila meninggalkan sholat. Engkau menyadari, ada sebagian teman-temanmu yang mengaku muslim tetapi tidak menjalankan sholat.
Betapa ruginya mereka. Itu karena orang tua mereka tidak mendidik untuk sholat. Barangkali orang tua teman-temanmu tidak melaksanakan ibadah sholat sehingga mereka tidak memberi teladan/contoh untuk teman-temanmu.
Anakku, menjadi orang Islam itu mudah dan ringan. Yang membuat berat dan sulit itu kita sendiri. Memang, sholat itu dibiasakan dari kecil. Bahkan Nabi Muhammad saw mengajarkan, bagi anak umur 10 tahun harus sholat, bila meninggalkan sholat maka orang tua boleh memukul yang tidak menyakitkan untuk efek jera bagi anak.
Anakku, sholat hukumnya wajib bagi orang yang dewasa dan berakal yaitu lima waktu sehari semalam. Firman Allah Swt. dalam Surat Al-Ankabut : 45, artinya ; “Dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”.
Buat anak yang tidak pernah sholat, mula-mula sedikit memaksakan diri untuk sholat. Awalnya sholat karena terpaksa. Lalu sholat karena terbiasa dan sebagai rutinitas. Yang paling bagus sholat karena kesadaran. Tahu hikmah di balik sholat.
Selanjutnya sholat bukan karena terpaksa melainkan karena kebutuhan. Ingat, kita yang membutuhkan Allah....
b.    Berpuasa
Anakku, ibu paling paham terhadap engkau. Engkau yang sulit untuk makan dan tahan lapar, membuat ibu tidak kuatir mengajarimu untuk berpuasa. Tentu saja karena engkau dikondisikan untuk berpuasa sewaktu bulan Ramadhan.
Firman Allah Swt, artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (yaitu) dalam beberapa hari tertentu.” (Al-Baqarah : 183-184)     
Sabda Rasulullah Saw,  artinya : Dari Ibnu Umar, Ia berkata,”Saya telah mendengar Nabi besar Saw. Bersabda,’Apabila malam datang, siang lenyap, dan matahari telah terbenam, maka sesungguhnya telah datang waktu berbuka bagi orang yang berpuasa’.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Di rumah, di sekolah, di lingkungan rumah, dan di mana-mana orang berpuasa. Inilah kondisi yang bagus buat engkau. Meskipun dahulu engkau sering protes atau iri terhadap teman-temanmu yang tidak berpuasa. Ibu selalu bilang, orang tua mereka tidak peduli dengan anak-anaknya.
Bersyukurlah, walau pun berat tapi engkau akan tahu hikmahnya. Toh, engkau mendapat bonus pahala dari Allah dan bonus dari orang tua. Hadiah dari orang tua ini hanya untuk memotivasi engkau. Setelah engkau semakin besar, tanpa hadiah pun engkau juga berpuasa.
Setiap mengikuti pengajian pada saat bulan Ramadhan selalu diingatkan oleh ustad yang ceramah. Puasa itu hukumnya wajib. Tidak bisa ditawar-tawar, kecuali bila ada halangan. Misalnya sakit, ibu yang hamil dan menyusui, orang yang sudah tua renta, hilang ingatan, atau orang yang bekerja yang membutuhkan tenaga yang kuat.
 Namun selain tua renta dan sakit menahun yang tak kunjung sembuh, semua wajib mengganti puasa pada hari yang lain. Orang yang hilang ingatan, apabila sudah sehat pun harus mengganti puasa yang ditinggalkannya.
c.    Bersedekah
Jadilah orang yang kaya raya. Dengan kaya, engkau akan dapat melakukan banyak hal. Engkau bisa membeli perlengkapan sholat, bisa membeli baju dan kerudung penutup aurat, bisa bersedekah, bisa membayar zakat, dan bisa menunaikan ibadah haji.
Semua itu perlu biaya. Kalau engkau tidak kaya, untuk makan saja kurang, ibadah juga tidak khusyu. Tidak dapat sedekah. Tidak dapat membantu orang lain secara materi.
Memang sedekah tidak hanya sebatas materi. Bahkan tersenyum saja juga merupakan sedekah. Akan tetapi coba bayangkan, engkau mendapatkan keluhan seorang teman yang belum membayar SPP. Karena engkau sendiri tidak mempunyai uang, lalu engkau hanya tersenyum.
Bagi temanmu, itu bukan sedekah melainkan mengejek. Senyum penuh dengan ejekan. Bila engkau mempunyai kelebihan uang saku, sebagian tabunglah. Semoga dalam jangka waktu yang lama menjadi bukit dan bisa untuk membantu sesama.
Hikmah dari sedekah banyak sekali. Antara lain: mempererat persaudaraan, dilipatgandakan rejeki , dan dapat terhindar dari gigitan binatang berbisa (ular berbisa).
Ada 3 kejadian, masing-masing engkau tahu sendiri. Yang pertama, waktu itu ibu memberikan makanan dan minuman untuk pengajian ibu-ibu di RT kita. Pulang dari rumah tetangga, begitu masuk kamar, engkau sendiri yang pertama kali melihat. Yaitu ular kobra berada di bawah tempat tidur.
Peristiwa yang kedua hampir sama. Setelah ibu menyerahkan makanan dan minuman untuk pengajian ibu-ibu di RT, malam harinya di dekat pintu di bawah tas, ular hitam melingkar.
Peristiwa yang ketiga juga setelah mengeluarkan sedekah, kita benar-benar dihindarkan dari ular berbisa yang berada di dalam rumah.
Semoga biar pun rumah kita mewah alias mepet sawah (di tengah sawah), biasa ular sering masuk rumah, tetapi tidak membahayakan kita sekeluarga.
d.    Amar ma’ruf nahi munkar
Anak baru gede memang harus banyak melakukan banyak hal. Tetapi engkau adalah muslimah, anakku. Identitas Islam ke mana pun engkau pergi, dan di mana pun engkau berada harus engkau pegang teguh.
Berbuatlah banyak hal yang mengandung kebajikan dan menjauhi dan mencegah kemungkaran. Oleh sebab itu bergaullah dengan sesama muslim yang selalu berada pada aturan Islam.
e.    Silaturahmi
Ibu dan ayah sering mengajak engkau berkunjung ke rumah saudara, tetangga, teman-teman dan kenalan. Tujuannya adalah untuk mempererat tali persaudaraan, menjalin persaudaraan. Hikmahnya juga banyak. Panjang umur, banyak kenalan, banyak saudara, tambah pengalaman, tahu keadaan orang yang kita kunjungi. Entah itu mereka dalam keaadaan sehat, atau sakit, senang atau susah.
Satu lagi, engkau juga tahu bahwa dengan silaturahmi akan melapangkan rejeki. Engkau sudah buktikan sendiri.
Suatu hari, engkau diajak ayah bersilaturahmi ke rumah kenalan ayah di desa Ngargoyoso, Karanganyar. Tempat yang indah karena sepanjang perjalanan engkau dimanjakan pemandangan yang elok menakjubkan. Sawah, ladang, tumbuhan yang hijau. Tempat yang tinggi terasa sejuk.
Di rumah kenalan ayah, engkau sering memanggil Pakde Dar, engkau melihat kolam ikan. Bagimu kolam ikan itu lebih menarik daripada bermain game. Ikan kakap dan nila yang sudah cukup umur dan siap panen.
Benar, engkau diajak memanen ikan, lalu menggoreng. Dengan sambel bawang yang pedas, engkau nikmati kakap goreng yang menggoyang lidah. Benar-benar mantapppp.
Kemudian waktu akan pulang, selembar lima puluhan ribu dimasukkan di genggaman tanganmu. Iya kan... silaturahmi melapangkan rejeki....
f.     Patuh dan taat
Sebetulnya ibu dan ayah sudah mendidik dan membimbing engkau menjadi anak yang patuh dan taat. Tapi entah mengapa, sekarang kadang-kadang engkau sering membantah atau membangkang. Mungkin pengaruh pergaulanmu ya.
Dahulu, engkau pernah menceritakan sikap, perilaku dan perbuatan teman-temanmu. Laki-laki dan perempuan, tidak pandang bulu bersikap kasar. E, terbiasa membela diri terhadap serangan teman-temanmu, di rumah juga suka berargumen.

Disuruh sholat, jawabanmu, sebentar ibu. Disuruh mandi, sebentar ibu. Disuruh belajar... alasanmu ngantuk. Sekali-sekali kalau disuruh mengerjakan semua kewajibanmu, tidak usah menjawab. Mulutnya diam, lalu mengerjakan. Beres, bukan. Jangan sampai malah jadi bertengkar sama orang tua gara-gara disuruh mandi atau sholat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar