MUSLIMAH
RELIGIUS
a. Sholat
Anakku,
sejak engkau kecil, ibu dan ayah sudah membimbing engkau untuk sholat. Bahkan
dari batita, engkau sering mengikuti ibu dan ayah sholat. Tidak hanya menjadi
makmum. Bahkan engkau kadang-kadang berada di depan sambil tiduran, dan berguling-guling.
Atau di belakang tubuh ibu dan ayah, kemudian menarik-narik sarung atau mukena.
Seiring
dengan berjalannya waktu, engkau semakin besar dan mengerti. Meskipun masih
sistem berling (yen kober lan eling, atau sempat dan ingat), ibu yakin kalau
engkau sudah mengerti arti dan hikmah sholat, betapa engkau akan menyesal bila
meninggalkan sholat. Engkau menyadari, ada sebagian teman-temanmu yang mengaku
muslim tetapi tidak menjalankan sholat.
Betapa
ruginya mereka. Itu karena orang tua mereka tidak mendidik untuk sholat. Barangkali
orang tua teman-temanmu tidak melaksanakan ibadah sholat sehingga mereka tidak
memberi teladan/contoh untuk teman-temanmu.
Anakku,
menjadi orang Islam itu mudah dan ringan. Yang membuat berat dan sulit itu kita
sendiri. Memang, sholat itu dibiasakan dari kecil. Bahkan Nabi Muhammad saw
mengajarkan, bagi anak umur 10 tahun harus sholat, bila meninggalkan sholat
maka orang tua boleh memukul yang tidak menyakitkan untuk efek jera bagi anak.
Anakku,
sholat hukumnya wajib bagi orang yang dewasa dan berakal yaitu lima waktu
sehari semalam. Firman Allah Swt. dalam Surat Al-Ankabut : 45, artinya ; “Dan
dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar”.
Buat anak
yang tidak pernah sholat, mula-mula sedikit memaksakan diri untuk sholat.
Awalnya sholat karena terpaksa. Lalu sholat karena terbiasa dan sebagai
rutinitas. Yang paling bagus sholat karena kesadaran. Tahu hikmah di balik
sholat.
Selanjutnya
sholat bukan karena terpaksa melainkan karena kebutuhan. Ingat, kita yang
membutuhkan Allah....
b. Berpuasa
Anakku,
ibu paling paham terhadap engkau. Engkau yang sulit untuk makan dan tahan
lapar, membuat ibu tidak kuatir mengajarimu untuk berpuasa. Tentu saja karena
engkau dikondisikan untuk berpuasa sewaktu bulan Ramadhan.
Firman
Allah Swt, artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa, (yaitu) dalam beberapa hari tertentu.” (Al-Baqarah : 183-184)
Sabda
Rasulullah Saw, artinya : Dari Ibnu
Umar, Ia berkata,”Saya telah mendengar Nabi besar Saw. Bersabda,’Apabila malam
datang, siang lenyap, dan matahari telah terbenam, maka sesungguhnya telah
datang waktu berbuka bagi orang yang berpuasa’.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Di rumah,
di sekolah, di lingkungan rumah, dan di mana-mana orang berpuasa. Inilah
kondisi yang bagus buat engkau. Meskipun dahulu engkau sering protes atau iri
terhadap teman-temanmu yang tidak berpuasa. Ibu selalu bilang, orang tua mereka
tidak peduli dengan anak-anaknya.
Bersyukurlah,
walau pun berat tapi engkau akan tahu hikmahnya. Toh, engkau mendapat bonus
pahala dari Allah dan bonus dari orang tua. Hadiah dari orang tua ini hanya
untuk memotivasi engkau. Setelah engkau semakin besar, tanpa hadiah pun engkau
juga berpuasa.
Setiap
mengikuti pengajian pada saat bulan Ramadhan selalu diingatkan oleh ustad yang
ceramah. Puasa itu hukumnya wajib. Tidak bisa ditawar-tawar, kecuali bila ada
halangan. Misalnya sakit, ibu yang hamil dan menyusui, orang yang sudah tua
renta, hilang ingatan, atau orang yang bekerja yang membutuhkan tenaga yang
kuat.
Namun selain tua renta dan sakit menahun yang
tak kunjung sembuh, semua wajib mengganti puasa pada hari yang lain. Orang yang
hilang ingatan, apabila sudah sehat pun harus mengganti puasa yang
ditinggalkannya.
c. Bersedekah
Jadilah
orang yang kaya raya. Dengan kaya, engkau akan dapat melakukan banyak hal.
Engkau bisa membeli perlengkapan sholat, bisa membeli baju dan kerudung penutup
aurat, bisa bersedekah, bisa membayar zakat, dan bisa menunaikan ibadah haji.
Semua itu
perlu biaya. Kalau engkau tidak kaya, untuk makan saja kurang, ibadah juga
tidak khusyu. Tidak dapat sedekah. Tidak dapat membantu orang lain secara
materi.
Memang
sedekah tidak hanya sebatas materi. Bahkan tersenyum saja juga merupakan
sedekah. Akan tetapi coba bayangkan, engkau mendapatkan keluhan seorang teman yang
belum membayar SPP. Karena engkau sendiri tidak mempunyai uang, lalu engkau
hanya tersenyum.
Bagi
temanmu, itu bukan sedekah melainkan mengejek. Senyum penuh dengan ejekan. Bila
engkau mempunyai kelebihan uang saku, sebagian tabunglah. Semoga dalam jangka
waktu yang lama menjadi bukit dan bisa untuk membantu sesama.
Hikmah
dari sedekah banyak sekali. Antara lain: mempererat persaudaraan,
dilipatgandakan rejeki , dan dapat terhindar dari gigitan binatang berbisa
(ular berbisa).
Ada 3
kejadian, masing-masing engkau tahu sendiri. Yang pertama, waktu itu ibu
memberikan makanan dan minuman untuk pengajian ibu-ibu di RT kita. Pulang dari
rumah tetangga, begitu masuk kamar, engkau sendiri yang pertama kali melihat.
Yaitu ular kobra berada di bawah tempat tidur.
Peristiwa
yang kedua hampir sama. Setelah ibu menyerahkan makanan dan minuman untuk
pengajian ibu-ibu di RT, malam harinya di dekat pintu di bawah tas, ular hitam
melingkar.
Peristiwa
yang ketiga juga setelah mengeluarkan sedekah, kita benar-benar dihindarkan
dari ular berbisa yang berada di dalam rumah.
Semoga biar
pun rumah kita mewah alias mepet sawah (di tengah sawah), biasa ular sering
masuk rumah, tetapi tidak membahayakan kita sekeluarga.
d. Amar ma’ruf nahi munkar
Anak baru
gede memang harus banyak melakukan banyak hal. Tetapi engkau adalah muslimah,
anakku. Identitas Islam ke mana pun engkau pergi, dan di mana pun engkau berada
harus engkau pegang teguh.
Berbuatlah
banyak hal yang mengandung kebajikan dan menjauhi dan mencegah kemungkaran.
Oleh sebab itu bergaullah dengan sesama muslim yang selalu berada pada aturan
Islam.
e. Silaturahmi
Ibu dan
ayah sering mengajak engkau berkunjung ke rumah saudara, tetangga, teman-teman
dan kenalan. Tujuannya adalah untuk mempererat tali persaudaraan, menjalin
persaudaraan. Hikmahnya juga banyak. Panjang umur, banyak kenalan, banyak
saudara, tambah pengalaman, tahu keadaan orang yang kita kunjungi. Entah itu
mereka dalam keaadaan sehat, atau sakit, senang atau susah.
Satu lagi,
engkau juga tahu bahwa dengan silaturahmi akan melapangkan rejeki. Engkau sudah
buktikan sendiri.
Suatu
hari, engkau diajak ayah bersilaturahmi ke rumah kenalan ayah di desa
Ngargoyoso, Karanganyar. Tempat yang indah karena sepanjang perjalanan engkau
dimanjakan pemandangan yang elok menakjubkan. Sawah, ladang, tumbuhan yang
hijau. Tempat yang tinggi terasa sejuk.
Di rumah
kenalan ayah, engkau sering memanggil Pakde Dar, engkau melihat kolam ikan.
Bagimu kolam ikan itu lebih menarik daripada bermain game. Ikan kakap dan nila
yang sudah cukup umur dan siap panen.
Benar,
engkau diajak memanen ikan, lalu menggoreng. Dengan sambel bawang yang pedas,
engkau nikmati kakap goreng yang menggoyang lidah. Benar-benar mantapppp.
Kemudian
waktu akan pulang, selembar lima puluhan ribu dimasukkan di genggaman tanganmu.
Iya kan... silaturahmi melapangkan rejeki....
f. Patuh dan taat
Sebetulnya
ibu dan ayah sudah mendidik dan membimbing engkau menjadi anak yang patuh dan
taat. Tapi entah mengapa, sekarang kadang-kadang engkau sering membantah atau
membangkang. Mungkin pengaruh pergaulanmu ya.
Dahulu,
engkau pernah menceritakan sikap, perilaku dan perbuatan teman-temanmu.
Laki-laki dan perempuan, tidak pandang bulu bersikap kasar. E, terbiasa membela
diri terhadap serangan teman-temanmu, di rumah juga suka berargumen.
Disuruh
sholat, jawabanmu, sebentar ibu. Disuruh mandi, sebentar ibu. Disuruh belajar...
alasanmu ngantuk. Sekali-sekali kalau disuruh mengerjakan semua kewajibanmu,
tidak usah menjawab. Mulutnya diam, lalu mengerjakan. Beres, bukan. Jangan
sampai malah jadi bertengkar sama orang tua gara-gara disuruh mandi atau
sholat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar