Pagi yang
(sudah) hujan. Meskipun aku sudah bangun lebih pagi dari biasanya tetapi aku
tetap tergesa-gesa. Ada yang membuat pekerjaanku tidak segera aku sentuh karena
Fitri mendadak minta padaku untuk mengerjakan PR.
Setelah Fitri
meninggalkan rumah, tinggallah aku menyiapkan keperluan si kecil. Sebenarnya,
setiap hari aku sudah mengingatkan kepada Fitri untuk menyelesaikan tugas pada
malam hari. Entah mengapa, Fitri sudah tidur sejak awal malam. Mungkin kelelahan
karena baru saja membuat tugas tata boga di rumah temannya.
Gelombang
kedua sudah selesai, si kecil sudah berangkat sekolah. Aku mempersiapkan diri
untuk berangkat ke sekolah. Masih ada cukup waktu. Ketika sepeda motor sudah
siap untuk distarter, aku melihat ada kendaraan yang masuk halaman rumahku.
Aku batal
menghidupkan sepeda motor. Aku turun dari sepeda motor. Ku langkahkan kakiku
mendekat dua orang pengendara sepeda motor. Ternyata, muridku dan seseorang. Tutup
muka tidak aku lepas. Jadi, aku seperti memakai cadar.
“Selamat
pagi, Bu Mursalin,”sapa Jaka
“Selamat
pagi. Ada perlu apa, ya?”
“Maaf,
Bu. Saya, ayah Jaka. Hari ini mau minta izin, Jaka tidak masuk sekolah karena
Ibunya mau menjalani operasi tumor payudara.”
“Iya,
Pak. Saya mengizinkan. Semoga ibu segera pulih kembali dan sehat.”
Aku buka
tutup muka. Lelaki itu kaget. Pasti lelaki itu tidak pernah menyangka kalau
wali kelas anaknya adalah mantannya, yang ditinggal begitu saja. Karena aku
juga memburu waktu maka aku izin segera berangkat ke sekolah.
Karanganyar, 23 Februari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar