Siang ini dua teman saya yang baik hati dan tidak sombong
menawarkan memperbaiki mesin jahit. Sebut saja Sanjay dan Akhsay. Sanjay bahkan
membawa onderdil yang dibutuhkan. Keduanya guru mesin. Saya tahu di dalam tas
keduanya ada senjata tajam. Tapi saya cuek saja.
Beberapa waktu yang lalu, Sanjay sudah berusaha memperbaiki
mesin saya yang tiba-tiba kalau untuk menjahit benangnya putus padahal kain
yang dijahit tidak tebal.
Awalnya dikira kuku macannya yang bermasalah. Kuku macan itu
bagian mesin jahit yang dekat dengan sekoci. Ternyata kuku macannya baik-baik
saja bahkan tidak mengaum #haiyah.
Akhirnya pengatur jarak benang diganti dan semua distel lagi.
Tahu nggak, siang tadi listrik mati, jadi dinamo harus dilepas terus pakai
manual digenjot. Badalahhhhh nggak punya tali lulang/kulit sapi. Ada akal,
pakai tali rafia. Semua jadi lebih mudah karena ada orang yang baik.
Tapi kok masih putus-putus benangnya. Ada yang tak beres. Dua
pakar mesin jahit itupun geleng2.
"Bu, ada jarum yang lain?"
"Yes."
"Yes."
Setelah jarum diganti ternyata benangnya enggak putus2 lagi.
Kesimpulannya, yang bermasalah bukan onderdil yang berat2, ternyata jarum yang
pertama/sebelumnya tadi tajam. Ngerti ngono mbok wingi-wingi jarumnya diganti.
Padahal dua teman tadi terlanjur bawa drei, obeng, kater, silet,
palu dan lain-lain.
Ternyata, kadang masalah kita sepele tapi kita selalu mikir
mencari solusi secara rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar