Kimia
itu gampang. Kimia itu mudah. Kimia itu tidak sukar dan sulit. Kimia itu bisa
dipelajari dari kehidupan sehari-hari. Kalau mendengar kata-kata kimia jangan
gentar, gemetar, dan takut. Biasa saja, santai saja, jangan spaneng, slow saja.
Dahulu
saya juga menganggap kimia itu sulit. Belajar kimia akan selalu mengerutkan
kening dan mulutnya sedikit monyong. Ah, dugaan saya keliru. Mengapa dahulu ketika
saya belajar kimia menganggap pelajaran itu sulit? Ternyata saya salah
menempatkan diri. Saya pernah salah cara menyerap ilmunya.
Dan
yang paling saya ingat adalah awalnya saya tidak begitu suka dengan cara guru
menyampaikan pelajaran kimia. Loh, kok jadi menyalahkan gurunya. Ya, iyalah,
kan suka pelajaran dimulai dengan suka pada guru yang mengajar/menyampaikan
pelajaran. Itu dulu, dulu sekali ketika saya kelas satu SMA.
Sebenarnya
guru kimia saya waktu kelas satu adalah guru senior dan ilmunya tinggi. Hanya saja,
cara menyampaikan yang berbelit-belit, tidak to the point inilah yang membuat
saya bingung. Bukan hanya saya saja lo yang bingung. Teman yang lain, yang
lebih pandai dari saya juga banyak yang mengeluh bingung.
Eits,
tunggu dulu, sebenarnya yang membuat bingung itu apa ta? Atau saya hanya
membela diri, mencari alasan karena saya memiliki DDR alias daya dong rendah? Nggak
juga. Saya termasuk siswa dengan tingkat kecerdasan rata-rata (bukan rata-rata
daya dong rendah lo).
Mungkin
saya kurang konsentrasi alias tidak fokus. Mengapa demikian? Sebab, saya kalau
pas diajar kimia bukan hanya menyiapkan buku tulis untuk mencatat pelajaran,
tapi juga kertas corat-coret lainnya. Saya akan membuat turus, menghitung
berapa kali guru kimia saya mengatakan “dengan adanya hal demikian, maka”…. Jreng!
Jelas saja saya tidak bisa konsentrasi, karena materi yang disampaikan tidak
banyak tapi kata-kata “dengan adanya hal demikian, maka” diucapkan
berulang-ulang.
Suatu
saat guru kimia menyampaikan materi. Kalau tidak salah tentang kation, anion,
senyawa. Enggak dong sama sekali! Penyebabnya adalah belajar konfigurasi elektron
juga hanya meraba-raba. Begitu diberi soal (waktu itu guru kimia sedang ada
tugas keluar) bentuknya tabel, disuruh mengisi senyawa yang terjadi hasil
reaksi kation dan anion tertentu, saya hanya bisa melongo. Disuruh ngapain
tabelnya? Ya, terus keluarlah ajian mencontoh/mencontek teman yang pandai. Yang
penting tugas kelar, dapat nilai gitu. Perkara tidak mudeng, besok bisa
dipelajari.
Saat
kenaikan kelas, jreng-jreng, nilai kimia semester 2 pada rapor saya hanya enam.
Pede saja, nilai kimia di rapor pas-pasan berani masuk jurusan A1 (ilmu
fisika), hahaha.
Setelah
duduk manis di kelas dua, Alhamdulillah, guru kimia saya berbeda dengan yang
dulu. Bukan guru kimia saat kelas satu. Hore, saya suka sekali. Guru kimia
kelas dua ini cara menyampaikan materi gampang ditangkap. Nah, kimia gampang
kan. Kok enggak dulu-dulu saya diajar guru yang ini?
Materi
kimia kelas dua itu sulit. Konfigurasi electron, Sistem Periodik Unsur,
kesetimbangan kimia, laju reaksi, termokimia, tidak gampang. Tapi cara guru
kimia menyampaikan materi yang mengenai sasaran inilah menurut saya kimia jadi gampang.
Akhirnya sampai kelas tiga, guru kimia kelas dua mengikuti kelas kami. Asyik-asyik.
Belajar
kimia, bisa dengan cara membaca buku, belajar dari dapur, belajar dari perkakas
pertukangan yang dimiliki Bapak saya, belajar di pabrik tahu depan rumah saya
(eh, pemilik pabrik tahunya pindah, sekarang rumahnya dibeli kakak saya). Belajar
kimia memang gampang karena kimia dekat dengan kita.
Oleh
sebab itu, mulai sekarang jangan bilang kimia itu sulit atau belajar kimia itu
tidak gampang. Ubahlah cara berpikir seperti itu. Belajar kimia bisa secara
otodidak kok. Zaman sekarang mau belajar pelajaran apa saja banyak sumbernya. Ada
buku, ada film, video, bisa lewat internet, bisa belajar langung ke sumbernya. Kalau
sudah membaca lalu berlatih mengerjakan soal. Dijamin akan berhasil!
Berbeda
dengan zaman dulu, ketika saya SMA. Belum ada internet, komputer saja
programnya masih basic, chi writer. Barulah saat kuliah mengenal WS bukan MS. Tidak
ada alasan untuk berkata kimia itu sulit, karena memang kimia itu gampang.
Karanganyar, 1 April
2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar