Sublimasi Iodin dok.PLPG bulan Agustus 2010 |
Sejak
SMP kan saya paling suka pelajaran matematika. Mau tidak mau dan suka tidak
suka, saya harus mengikuti pelajaran matematika SMA yang diajar oleh guru yang
ada meskipun dengan terpaksa. Tapi, lumayanlah
saya tidak terlalu kecil ilmu matematikanya. Kalau diajar saya cukup mampu
untuk menerima ilmunya.
Naik
kelas dua, guru matematikanya adalah wali kelas saya sendiri. Guru matematika
yang keren dan memang jadi idola di sekolah. Menerangkan gampang dicerna. Karena
suka dengan cara gurunya menerangkan, maka saya jadi suka dengan pelajarannya. Sepertinya
pelajaran matematika dan kimia di kelas 2 dan 3 menjadi teramat menyenangkan.
Meskipun
pelajaran matematika dan kimia itu menyenangkan, tapi karena sekarang saya
lebih konsentrasi pada bidang studi kimia, maka yang dibahas kimia saja. Nah,
kita membahas kimia itu menyenangkan. Rasanya sayang sekali kalau tak mengikuti
pelajaran kimia dalam sehari.
Kimia
itu menyenangkan. Kamu tidak percaya kalau kimia itu menyenangkan? Coba baca
dulu materi kimia yang dasar. Pada awal-awal belajar kimia dahulu ditunjukkan
beberapa reaksi kimia. Saya berdecak kagum, wow… perubahan kimia seperti itu. Kok
bisa ya? Ya, bisa saja. Di dunia ini kan Tuhan menciptakan sesuatu untuk
dipelajari manusia. Dan semua kemungkinan bisa terjadi, bahkan kita tidak
menduga sebelumnya.
Seandainya
di sekolah tidak bisa melakukan banyak praktikum, di rumah atau di mana saja
kita bisa melakukan praktikum dengan alat dan bahan sederhana. Tidak semua
praktikum kimia memerlukan alat dan bahan yang rumit dan mahal. Dalam belajar
kimia, alat dan bahan yang digunakan untuk suatu praktikum bisa bermacam-macam.
Suatu
contoh kita akan mempelajari gejala-gejala yang menyertai perubahan kimia. Salah
satu di antara gejala-gejala yang menyertai perubahan kimia adalah perubahan
warna. Contoh reaksi kimianya adalah basa ditambah indicator pp. Awalnya kedua
larutan tersebut masing-masing tak berwarna. Setelah keduanya dicampur, maka
larutan berubah menjadi merah muda (pink). Perubahan warna inilah yang
menunjukkan adanya reaksi kimia.
Kalau
kita mau mencoba praktik di rumah, tentu tidak perlu menggunakan indikator pp
dan larutan basa. Kedua bahan tersebut bisa kita substitusi dengan air sabun
dan kunyit. Kunyit berwarna kuning. Bila kunyit kita masukkan ke dalam air
sabun maka warna kunyit berubah menjadi merah. Nah, gampang kan?
Biasanya
kalau kita merasa mempelajari atau memraktikkan sesuatu dengan mudah maka kita
akan senang dengan pekerjaan itu. Jadi kalau kimia itu gampang, kita akan
senang belajar kimia. Tentu saja karena kimia itu memang menyenangkan.
Ketika
kelas satu, saat pelajaran PKK ada materi pembuatan telur asin dan tape. Membuat
telur asin, merupakan salah satu contoh perubahan fisika. Sedangkan pembuatan
tape, merupakan contoh perubahan kimia. Memangnya ada apa dengan tape, kok
peristiwanya dinamakan perubahan kimia atau reaksi kimia?
Tape
adalah makanan dengan bahan dasar singkong (tape singkong). Dengan proses peragian,
maka karbohidrat dalam singkong berubah menjadi alkohol. Karena ada perubahan
sifat secara permanen inilah maka pembuatan tape/peragian digolongkan perubahan
kimia.
Belajar
kimia di dalam ruangan kelas dengan setumpuk buku pasti membuat kening kita
berkerut dan kita merasa bosan. Kalau tempat belajar kita pindah ke tempat
pembuatan pupuk, tahu, tempe, tape, ke Badan Atom Tenaga Nuklir, pasti kita
semangat. Mengapa demikian? Karena kita belajar dengan cara yang menyenangkan.
Jangan
ragu-ragu untuk belajar kimia. Kimia itu menyenangkan, kalau kita belum juga
senang belajar kimia ya belajar kimia dengan terpaksa terlebih dahulu. Awalnya terpaksa
belajar kimia, lalu membiasakan diri belajar kimia akhirnya senang belajar
kimia. Kalau sudah tahu ilmunya saya yakin Anda pasti senang belajar kimia.
Senang
belajar kimia membuat kita bisa menguasai kimia. Tidak ada ruginya senang
belajar kimia. Sekali lagi, kimia itu bukan hanya di buku teks. Kimia itu bisa
kita pelajari dari mana saja.
Kimia,
cabang ilmunya bermacam-macam. Ada kimia industry, tekstil, pangan, farmasi,
kimia lingkungan dan lain-lain. Masing-masing, yang dipelajari tidak sama. Misalnya
sekarang disuruh untuk memilih, saya akan memilih kimia pangan. Lumayan kan
bisa icip-icip.
Tapi
saya sudah tidak bisa memilih karena memang dulu semua harus dipelajari. Ketika
SMA, semua materi kimia harus dipelajari. Ketika kuliah, mata kuliahnya kan
berupa paket bukan pilihan, jadi semua harus diikuti. Meskipun materi yang
harus dipelajari banyak tapi tetap saja kimia itu menyenangkan.
Saya
selalu memberikan motivasi ke anak didik/siswa saya untuk belajar kimia dengan
senang hati. Lantas bagaimana dengan anak saya sendiri? Apakah dia juga
menganggap kimia itu menyenangkan? Ternyata berbeda pendapat antara saya dan
anak saya. Menurut anak saya, kimia itu sulit dan tidak terlalu menyenangkan. Setelah
saya ajak bicara santai, alasannya karena gurunya. Ya sudah, saya tidak bisa
memaksa padanya untuk mengatakan bahwa kimia itu menyenangkan.
Karanganyar,
1 April 2017
Sumber tulisan Noer Ima Kaltsum di:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar