Merdeka dok.pri |
Seorang
teman guru pernah mengatakan bahwa beliau tidak bisa memberikan komentar dengan
kalimat panjang. Beliau heran terhadap teman-teman yang bisa menulis komentar
dengan kalimat-kalimat panjang. Dengan catatan komen di sini bukan sekadar copy
paste. Teman saya juga heran dengan komentar saya dengan kalimat panjang dengan
sedikit kesalahan.
Kalau
menulis di hape, ikut mengomentari pesan WA teman, saya memang beberapa kali
mengedit tulisan selayaknya membuat artikel untuk dikirimkan ke media. Akan
tetapi, bila menulis status di facebook, statusnya cukup panjang, itu bukan
berarti saya menuliskannya dari hape langsung. Biasanya, untuk menulis status
yang panjang, terlebih dahulu saya menulis di laptop. Tulisan tersebut bukan
sekali nulis terus diposting. Saya sering menyimpan tulisan tersebut barang
semalam. Hari berikutnya barulah saya melakukan penyuntingan. Sebisa mungkin
tidak banyak kesalahan dalam menulis.
Bisa
saja saya menulis artikel sebanyak 5 halaman kuarto, kemudian saya posting di
facebook. Bagi pembaca yang sealiran dengan saya (maksudnya suka membaca dan
menulis), tulisan saya mungkin dianggap biasa saja dalam artian pembaca tidak
merasa jenuh atau malas membaca. Akan tetapi, bagi para pembaca status fb
kebanyakan, status saya dirasa terlalu panjang.
Ada
seorang teman yang bilang ke saya, kalau nulis status itu mbok intinya apa
gitu, jangan panjang-panjang. Saya jawab intinya: ya pokoke. Hahaha
Bagaimana
kita mau menyampaikan sesuatu biar tidak ada lagi pertanyaan dari pembaca?
Jawabnya adalah menulislah dengan jelas. Penjelasannya mudah dimengerti, kalau
bisa ada acuan/referensi yang valid.
Kadang-kadang,
pembaca menanyakan sesuatu yang sebetulnya pada tulisan itu sudah jelas ada.
Oleh karena pembaca tidak membaca sampai selesai, maka mencari jurus jitu
bertanya.
Alhamdulillah,
kalau tulisan saya mendapatkan tanggapan dari pembaca, entah itu tanggapan
positif atau kritik dan saran. Bagi saya, komentar dari pembaca adalah masukan
yang sangat berarti. Saya sangat terbuka terhadap masukan untuk memperbaiki
kualitas tulisan saya.
Kalau
ada komentar yang cenderung negatif dan tidak layak, saya tidak akan
menanggapi. Sebab, kalau komentar yang tidak layak tetap kita tanggapi,
akhirnya membuka debat kusir.
Bagi
saya, menulis status fb atau artikel yang panjang adalah sarana untuk belajar
menulis. Sudah lama saya ingin bisa menulis. Kalau saya tidak langsung praktek
menulis, kapan lagi bisa menulis? Beruntung kegiatan menulis saya tidak
mengganggu pekerjaan pokok dan pekerjaan IRT.
Ada
waktu untuk menulis. Saya bisa bebas menulis kalau si kecil sudah istirahat,
tidur malam. Kalau si kecil belum tidur, biasanya baru membuka laptop saja
sudah diprotes,”Mami tidak boleh nulis.” Setelah itu tutup laptop, sambil
memikirkan ide-ide yang bersliweran.
Karanganyar, 29 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar