Dahulu,
ketika laptop saya hilang dicuri maling, sehari kemudian saya dihubungi polisi.
Tiga polisi langsung menuju sekolah tempat saya mengajar. Waktu itu, saya
berada di rumah menenangkan diri untuk berdamai dengan musibah. Batin saya, kok
polisi tahu kalau saya kehilangan laptop. Saya langsung mengambil kesimpulan
kalau laptop sudah berada di tangan polisi kurang dari 24 jam. Padahal saya
belum membuat laporan di kantor polisi.
Saat
saya bertanya kok pak polisi tahu kalau saya kehilangan laptop? Salah satu di
antara mereka bilang polisi itu duduk di kantor tapi telinganya ada di
mana-mana.
Halah
pak, pasti sampeyan sudah buka laptop saya kan? Saya kehilangan laptop di
rumah. Kok sampeyan mencari saya di sekolah, padahal kita ndak saling kenal. Di
laptop saya kan ada naskah-naskah dengan biodatanya dan alamat yang saya
pakai/tulis adalah alamat sekolah.
Lupakan
peristiwa saya kemalingan laptop. Sekarang fokus pada telinganya ada di
mana-mana. Saya pernah diledek teman, katanya kalau punya cerita lucu jangan
diceritakan keras-keras supaya saya tidak mendengar. Alasannya adalah karena
apapun yang saya dengar dan bisa ditulis bisa mendapatkan uang. Tiga kali
tulisan saya “Cerita Humor Jon Koplo” di Solopos dimuat. Ketiganya adalah hasil
nguping cerita teman-teman.
Itu
baru ide datang dari seputar sekolah. Belum lagi kalau saya berjalan-jalan atau
makan-makan. Semua bisa saya tulis. Ide tulisan memang bertebaran di mana-mana
tapi kalau kita tak jeli menangkap dan segera menuliskan, ide akan hilang
begitu saja tanpa bekas.
Beberapa
teman memang dengan suka rela mau menceritakan pengalamannya. Mereka sadar
sepenuhnya kalau apa yang diceritakan akan saya tulis. Mereka senang-senang
saja. Saya juga dengan ikhlas bagi-bagi jajanan dari honor pemuatan cerita
lucu. Ada hubungan simbiosis mutualisme.
Untuk
tulisan yang saya tayangkan di blog, bisa jadi tulisan tersebut hasil dari saya
membaca, oleh-oleh dari jalan-jalan, peristiwa mengejutkan di kantor dan
lain-lain. Oleh karena saya suka menulis tentang keseharian maka saya tidak
membatasi hanya pada satu tema. Tulisan yang saya tulis temanya bermacam-macam.
Semua saya tulis berdasarkan mood. Kalau sedang tidak mood, saya menulis hal
yang ringan-ringan.
Saya
termasuk orang yang rada heboh dan suka bercerita dengan menggebu-gebu. Tulisan
saya cermin suasana hati saya. Pengalaman masa kecil, masa remaja, menjadi
orang tua membuat saya mudah menyesuaikan diri. Dalam menulis, saya juga
melakukan penyesuaian. Saya berusaha untuk menulis tidak monoton. Supaya
tulisan saya bervariasi maka saya perlu mencari ide ke mana-mana.
Suami
saya juga tahu akan kebutuhan mencari ide. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan
ide cemerlang, suami rela mengantarkan saya mencari dan mengumpulkan ide. Yang
penting idenya dituangkan dulu secara garis besar. Kalau perlu untuk membuat
tulisan berkualitas, saya harus meluangkan waktu untuk sekadar mengembangkan
ide tersebut.
Kalau
kita belum ada ide, kita bisa keluar rumah, lalu naik sepeda ke jalan raya. Di
luar sana banyak yang bisa kita tulis.
Kita tidak akan kehabisan ide selagi kita serius mau menulis.
Karanganyar,
14 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar