Sudah
beberapa tahun terakhir, saya memiliki kebiasaan menyisihkan sebagian kecil dari gaji untuk
saya tabung alias menabung di depan. Setelah itu, baru saya membelanjakan uang
dengan hemat. Saya berbelanja atau mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan saja.
Sejak
kecil saya memang gemi alias hemat. Saya tidak mengalami kesulitan untuk
berhemat karena berhemat adalah kebiasaan saya waktu kecil. Kebetulan, saya
juga tidak mudah terpengaruh, tidak suka membeli barang-barang yang tidak saya
butuhkan. Hasilnya, saya tidak banyak memiliki barang yang menganggur. Sebisa
mungkin saya membeli barang yang benar-benar bisa saya manfaatkan sehari-hari.
Sebentar
lagi memasuki bulan Ramadhan. Pada saat bulan Ramadhan, biasanya kebutuhan
sehari-hari dan pengeluaran lebih besar. Saya tetap berhemat. Kalau pengeluaran
lebih besar disbanding bulan yang lain, Insya Allah karena untuk kepentingan
akhirat.
Selama
bulan Ramadhan, menu makan sahur dan berbuka, tidak ada yang istimewa. Saya
jarang mengada-adakan makanan istimewa. Kalau berbuka puasa, saya juga tidak
wajib menyiapkan kolak atau makanan pembuka yang manis-manis kecuali kurma dan
kudapan seadanya.
Menjelang
akhir Ramadhan, saya juga tidak sibuk berbelanja untuk keperluan lebaran. Untuk
pakaian, cukup mengenakan pakaian yang sudah saya miliki. Mungkin untuk 2 anak
saya memerlukan baju ganti. Saya tidak menyediakan makan kecil secara
berlebihan karena saya berlebaran di rumah orang tua alias mudik.
Saya
berusaha menahan diri untuk belanja sebab kebutuhan hari esok lebih banyak dan
benar-benar harus kita penuhi. Hemat bukan berarti pelit, irit bukan berarti
pelit, karena hemat adalah gaya hidup.
Belajarlah
menahan belanja mulai sekarang. Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar