Bagi
saudara-saudara saya yang tinggal di DIY dan keluarga kakak saya yang tinggal
di Kabupaten Blora, Jateng, berlibur ke pantai selatan itu hal biasa. Mereka
bisa pergi ke pantai sewaktu-waktu. Berbeda dengan saya, suami dan anak-anak.
Harap maklum, saya tidak memiliki kendaraan roda empat yang bisa membawa kami
sekeluarga berlibur ke pantai. Paling tidak, salah satu dari kami (saya atau
Faiq) harus tinggal di rumah Ibu. Biasanya yang bisa pergi dengan sekali angkut
ayah, saya dan si kecil. Atau, Faiq, ayah dan si kecil.
Kali
ini, anak, menantu dan cucu Ibu bisa
kompak berlibur ke pantai Goa Cemara. Pantai Goa Cemara, Kabupaten Bantul, DIY
terletak di sebelah barat Pantai Parangtritis. Alhamdulillah, senang rasanya
bisa bepergian bersama keluarga besar dengan kostum yang sama. Adik saya
memunyai ide membuat seragam kaos yang digunakan untuk lebaran. Dua kakak saya
yang lain dengan pasangannya tidak ikut ke pantai karena ada suatu keperluan.
Menyendiri memandang laut lepas |
Awalnya,
kakak saya kedua, mbak Anna mengutarakan ingin bepergian bersama tetapi di
tempat wisata yang tidak ramai, dan bebas macet. Maka pantai Goa Cemara
pilihannya. Sebelum berangkat, kami membawa bekal makanan ringan, minuman dan
buah-buahan. Langkah ini kami tempuh agar pengeluaran tidak begitu banyak. Maklum
saja, suasana lebaran, makanan dan minuman yang dijual di tempat wisata, tidak
ada yang murah. Untuk makan berat, kakak saya memesan di lesehan sekitar
pantai, yang harganya masih terjangkau dan tidak “ngepruk”/terlalu mahal.
Biaya
retribusinya juga murah, yakni empat ribu rupiah per orang. Kebetulan saya dan
suami naik sepeda motor, parkir sepeda motor tiga ribu rupiah. Masih terjangkau
dan tidak mahal.
Sampai
di pantai memang pengunjungnya sudah banyak, tapi tidak berjubel. Kami menggelar
dua tikar lalu memandang ke pantai dengan nyaman. Meskipun ramai, tapi
keberadaan pengunjung tidak menghalangi kami melihat pantai dari kejauhan.
Dilarang mandi di laut |
Saya
harus mengawasi Faiz, si kecil yang sangat aktif dan tidak mau diam. Bagaimanapun,
Faiz adalah tanggung jawab saya sebagai Ibunya. Memang di banyak tempat ada
peringatan untuk menjauh dari pantai. Artinya, kami tidak boleh bermain air. Gelombang
besar kadang datang tanpa bisa kita duga sebelumnya. Untuk mengantisipasi agar
Faiz tidak mendekati air, saya ajak dia bermain pasir. Faiz membuat cetakan bangunan pasir dengan
wadah po* mie. Setelah itu Faiz dan keponakan saya, Icha yang kecil mungil
mencari daun cemara lalu ditusukkan di atas bangunan pasir. Mereka berlari ke
sana kemari dengan riang. Saya, kakak, adik dan suami tetap memperhatikan Faiz
dan Icha. Kami tidak boleh lengah.
Ketika
merasa sudah cukup kami menikmati udara sejuk, menikmati makanan ringan dan
menikmati suasana yang nyaman, kami harus membereskan bawaan. Tidak lupa,
sampah-sampah yang kami hasilkan, kami buang di tempatnya. Senang rasanya
berada di tempat yang menyediakan tempat sampah di mana-mana. Dengan tempat
sampah yang tersedia ini, jelas membuat tempat wisata menjadi bersih. Saya amati,
sebagian besar pengunjung juga membuang sampah pada tempatnya. Memang menjaga
kebersihan adalah gaya hidup kita. Apalagi sebagai seorang muslim, tentu
mengutamakan kebersihan.
Kami
menuju warung makan lesehan. Nasi hangat, oseng kangkung, cumi asam manis, ikan
bakar, lalapan, sambal kecap sudah tersedia. Waktunya makan! Seperti biasa,
kakak saya selalu minta wadah plastik atau kertas minyak untuk membungkus
makanan yang tidak habis.
Pantai
Goa Cemara tidak terlalu jauh dari rumah saya. Waktu yang kami tempuh hanya satu
jam. Alhamdulillah, ketika berangkat dan pulang, kami terhindar dari macet. Sampai
di rumah Ibu, azan asar berkumandang.
Bagi
saya, orang asli Yogyakarta, melakukan perjalanan wisata ke pantai selatan amat
menyenangkan meskipun saya takut air. Meskipun
saya asli Yogya, tapi pantai yang saya kunjungi baru sebagian kecil saja, Pantai
Baron, Pantai Indrayanti, Pantai Depok, Pantai Parangtritis, Pantai Samas,
Pantai Kwaru, Pantai Baru, dan Pantai Goa Cemara. Bukan berarti saya kurang
piknik, alasan saya adalah saya takut air. Semoga di masa yang akan datang,
masih ada waktu untuk saya menjelajahi pantai-pantai yang ada di Bantul dan
Gunungkidul.
Bagi
saya, lebaran kali ini adalah pertama kali piknik bersama keluarga besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar