Kebahagiaan
itu harus kita jemput saat berada di rumah. Kebahagiaan tidak serta merta
datang secara tiba-tiba. Kebahagiaan tersebut dapat kita raih tanpa proses yang
rumit asal kita tidak mempersulit diri.
Kalau
kita sudah bahagia dari rumah, tentu kita juga akan bahagia saat berada di luar
rumah. Kita tidak mudah untuk marah-marah tanpa alasan yang jelas. Kita tidak
mudah menyalahkan orang lain.
Sejatinya
kemarahan kita pada orang lain disebabkan karena hati kita sudah tidak nyaman
dulu sejak awal. Kemarahan kita bukan disebabkan perilaku, tindakan dan masalah
yang timbul dari orang lain. Kemarahan kita sudah terpendam jauh sebelum ada
permasalahan ada di depan kita. Perilaku, tindakan atau masalah yang tiba-tiba
datang, itu hanyalah pemicu.
Mari
kita koreksi diri kita sendiri. Benarkah saat kita marah disebabkan oleh perilaku
orang lain? Ataukah perilaku orang lain tersebut hanya sebagai sasaran. Kadang-kadang
kita marah bukan karena perilaku orang lain yang keliru tapi lebih karena kita
pingin marah-marah saja.
Hati-hati
kalau kita sering marah-marah, lalu orang lain menjadi sasaran empuk. Marah-marah
membutuhkan energy yang banyak. Orang yang suka marah-marah menunjukkan kalau dia tidak bahagia berada di
rumah. Orang yang suka marah-marah tanpa sebab menunjukkan jiwanya sedang
sakit.
Jujur
saja, kita tidak mau menjadi sasaran kemarahan orang lain. Tentu, orang lain juga
tidak suka bila menjadi sasaran kemarahan kita.
Memperbanyak
Istighfar adalah obat mujarab saat kita marah (akan marah-marah). Kalau kita
sudah mengawali pagi dengan bersujud, berdoa, dan bahagia, Insya Allah
hari-hari kita tidak ada rumus untuk marah-marah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar