Tahun
2002 yang lalu, ketika saya dan suami menempati rumah baru kami, rumah belum
sempurna selesai. Jendela masih ditutup dengan kayu bekas mengecor. Pintu ditutup
papan ala kadarnya. Intinya, rumah belum rapat benar. Ruang yang diperkeras
lantainya baru satu kamar, yang kami tempati untuk tidur.
Samping
rumah adalah kebun tebu. Ada batas antara tanah kami dengan tanah tetangga,
yaitu pagar bambu. Ya, hanya bambu yang memisahkan antara pekarangan kami
dengan tanah tetangga. Meskipun hanya dengan bambu tapi jelas ada batasnya.
Rumah
kami berada di tengah sawah dan kebun tebu. Kami belum memiliki tetangga
seperti sekarang. Walaupun sekarang memiliki tetangga (jaraknya agak jauh),
tetap saja seperti tak memiliki tetangga. Oleh sebab itu pagar mangkok belum
memberikan rasa aman. Kami tetap membutuhkan pagar bambu, pagar besi atau
perpaduan antara pagar tembok dan besi.
Bila
ada pagar, paling tidak orang asing tidak bisa leluasa keluar masuk halaman
rumah. Lebih-lebih, orang asing tidak leluasa keluar masuk teras dan garasi
kami. Mengapa demikian? Kalau rumah kami berpagar, paling tidak tamu akan
berusaha membuka pintu lebih dahulu. Apalagi tamu tak diundang yang suka
mengintai rumah kosong, tidak mudah untuk masuk halaman.
Pagar
rumah juga memberikan rasa nyaman dan aman buat kami yang memiliki anak kecil. Hanya
pagar bambu yang mampu kami pasang. Kami belum mampu untuk memasang pagar besi
secara permanen. Namun demikian, kami berharap rumah kami bisa lebih aman
daripada bila tidak berpagar. Semoga ada rezeki berlebih bisa untuk memasang
pagar permanen.
Kalau
kami memiliki tetangga yang berdekatan dengan rumah kami, maka pagar mangkok
lebih aman daripada pagar tembok. Saya dan suami bersyukur, meskipun jauh dari
tetangga, tetapi setiap hari berusaha untuk mendekat pada tetangga. Upaya kami
agar dekat dengan tetangga adalah dengan menyapa mereka dan bersikap ramah.
Pagar
bambu yang kami pasang di garasi juga memiliki fungsi agar ayam tidak leluasa
masuk ke dalam garasi dan buang kotoran di dalam garasi. Saya bercita-cita
untuk memasang pagar permanen agar si kecil tetap aman meski berada di luar
rumah (berada di halaman). (Kahfi Noer)
Karanganyar, 19 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar