Banyak
hal bisa kita tuliskan. Bila kita banyak membaca, kita tidak akan kehabisan ide
untuk menulis. Bila kita banyak berkomunikasi dengan banyak orang, ide yang
akan kita tulis juga banyak. Sebenarnya ide bertebaran di mana-mana. Tinggal
kita pandai-pandai saja menangkap ide lalu menuangkan dalam bentuk tulisan.
Seorang
penulis sekali tempo akan kehabisan bahan yang akan ditulis. Itu bukan berarti
lalu berhenti. Bila kita kehabisan bahan untuk tulisan kita, kita bisa
membuka-buka buku, membaca koran, majalah, membuka-buka internet. Selesai,
mengapa mesti bingung kehabisan bahan.
Sebenarnya
bahan tulisan itu ada, yang sering kita alami adalah kemacetan alias kebuntuan
dalam menulis. Kemacetan itu dikarenakan jenuh, bosan, lelah, atau memang
saatnya berhenti. Kita bisa mengatasi kemacetan menulis kita dengan penyegaran.
Jalan-jalan, bersepeda, refreshing adalah cara mengatasi masalah kemacetan.
Untuk
menyegarkan kembali pikiran, kita tidak perlu berlama-lama berhenti menulis.
Setelah kembali segar pikiran kita, kita harus segera memulai lagi untuk
menulis. Kita tidak boleh menunda-nunda waktu. Semakin cepat semakin baik.
Waktu
refreshing, kita juga akan mendapatkan bahan yang kita tulis. Jangan sia-siakan
bahan-bahan tadi. Apa yang kita lihat, kita alami selama refreshing adalah
sesuatu yang baru. Tuliskan saja semuanya. Dengan demikian tulisan kita akan
penuh dengan warna.
Kadang
tanpa sengaja kita akan keluar dari kerangka tulisan/outline karena mendadak
ada ide. Hal semacam itu biasa saja. Karena selagi kita masih dalam proses
menulis, semua kemungkinan akan terjadi.
Ide
akan datang bila kita sering berinteraksi. Berinteraksi dengan buku, koran,
majalah, lingkungan, orang, pasar atau apa saja.
Satu
contoh yang saya alami sendiri. Suatu hari saya mengikuti diklat yang
diselenggarakan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS-Surakarta). Saat
melaksanakan observasi di laboratorium Biologi, saya melihat bungkusan kain
kafan menyerupai pocong. Pocong tersebut nangkring di atas meja permanen di
dalam almari kaca.
Menurut
dosen Biologi yang menunjukkan, ternyata pocong tersebut berisi kerangka
manusia asli. Muncullah ide menulis cerita lucu dan saya kirim ke rubrik Ah
Tenane SOLOPOS.
Masih
tentang cerita lucu, yaitu saat saya melewati pabrik tahu. Saya teringat
tetangga sebelah rumah saya yang mempunyai pabrik tahu. Kebetulan anaknya mau
dicabut giginya. Sang anak tenang-tenang saja. Justeru yang bermasalah adalah
bapaknya. Ketika anaknya mau dicabut giginya, bapaknya mendadak pingsan. Maka
jadilah tulisan berjudul “Mendadak Pingsan”.
Cerpen
yang saya kirimkan dan dimuat di SOLOPOS lainnya idenya adalah dari kisah
nyata. Kisah yang saya ambil dari keluarga saya sendiri. Kejadiannya adalah
sekitar tiga puluh tahunan yang lalu. Cerpen yang berjudul Rahasia Ibu
menceritakan seorang Ibu yang berbohong demi kebaikan.
Kalau
kita peka, kalau kita pandai menangkap sesuatu, semua bisa menjadi ide. Paling
tidak kita tuangkan dulu ide-ide yang banyak dan melimpah itu. baru nanti kita
pilah-pilah.
Karanganyar, 11 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar