Dalam
rangka memperingati Ulang Tahun Kabupaten Karanganyar ke-100, Karanganyar
menyelenggarakan pembacaan puisi massal dengan tajuk Karanganyar Berpuisi.
Karanganyar
Berpuisi dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Oktober 2017 di Alun-alun Karanganyar
dari pukul 07.00 WIB sampai selesai. Bupati Karanganyar, Bapak Juliatmono dan
Wakil Bupati, Bapak Rohadi Widodo, berkenan hadir dan membacakan puisi.
Sebelum
Bapak Juliatmono dan Bapak Rohadi naik di atas panggung kehormatan, para
seniman dan seniwati dari pulau-pulau yang berada di Indonesia membacakan puisi
terlebih dahulu.
Pembaca
puisi dalam Karanganyar Berpuisi merupakan siswa-siswi, guru dan karyawan,
pegawai di lingkungan Karanganyar, dan semua elemen masyarakat. Karanganyar Berpuisi
bukan hanya warga Karanganyar saja yang membaca puisi secara serentak,
melainkan tamu-tamu dari kota lain yang memang datang khusus untuk membacakan
puisi.
Setelah
Bapak Juliatmono dan Bapak Rohadi membacakan puisi, lalu Bapak Juliatmono
memberikan aba-aba untuk membaca puisi bersama-sama secara serentak. Pembacaan puisi
ini memang luar biasa, membuat hati berdesir, meluapkan kegembiraan, emosi,
mengharu biru.dan perasaan yang sulit untuk digambarkan.
Apalagi
di antara pembacaan puisi, peserta juga melantunkan lagu Indonesia Pusaka dan lagu
Desaku (lagu wajib orang Karanganyar), benar-benar membuat merinding.
Setelah
pembacaan puisi selesai, Tim dari MURI akan menyerahkan piagam penghargaan kepaka
Bupati Karanganyar. Dalam Karanganyar Berpuisi ini tercatat sebanyak 25.257
orang membacakan puisi. Jumlah ini lebih banyak dari Rekor MURI sebelumnya
yaitu pembaca puisi sebanyak 22.000 orang. Dengan demikian, Karanganyar
Berpuisi ini memecahkan rekor MURI dalam pembaca puisi terbanyak.
Karanganyar Berpuisi ini menggerakkan setiap
pembaca puisi untuk menulis 2 lembar puisi yang sama. Pembaca puisi bisa
menulis puisi hasil karya sendiri maupun orang lain. Ada hal menarik yang
positif dari siswa, guru dan karyawan di sekolah kami. Baik siswa, guru dan
karyawan mendadak jadi orang yang puitis, mendadak jadi pengarang dan penulis. Ada
yang menulis puisi hasil pemikiran sendiri, ada yang menyalin dari buku
kumpulan puisi dan browsing internet. Luar biasa!
Karanganyar
Berpuisi ini kebetulan berlangsung sehari sebelum peringatan Sumpah Pemuda, 28
Oktober. Bulan Oktober dikenal dengan sebutan bulan Bahasa . Menurut saya, hal
ini sangat positif dan sangat pas.
Semoga
Karanganyar Berpuisi ini merupakan awal yang baik. Setiap hari warga
Karanganyar bisa menuangkan idenya dalam bentuk puisi.
Semoga
tulisan ini bermanfaat.
Karanganyar,
27 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar